Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Siap Edukasi UMKM dengan Fintech

Indonesia Siap Edukasi UMKM dengan Fintech Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan siap untuk mengedukasi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tanah Air dengan materi fintech sebagai salah satu bahan pembahasan besar dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB.

"Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk keuangan digital," kata Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati di Nusa Dua Bali, Minggu (14/10/2018).

Ia mengatakan, teknologi finansial atau fintech berpeluang menjadi platform untuk meningkatkan akses pendanaan bagi segmen UMKM serta keuangan syariah. 

Fintech, kata dia, juga memiliki fleksibilitas dengan layanan dan produk yang lebih mudah menjangkau konsumen dibandingkan dengan layanan jasa keuangan konvensional.

"Tingkat penetrasi fintech yang tinggi akan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, terutama segmen yang tidak memiliki akses terhadap keuangan, seperti UMKM," katanya.

Di Indonesia, segmen UMKM berperan besar dalam perekonomian karena menyerap 60% dari lapangan pekerjaan dan berkontribusi hingga 40% dari PDB. 

"Maka, keberadaan dan penggunaan fintech saat ini akan sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia dengan posisi geografis yang berbentuk kepulauan dan tersebar luas," jelasnya.

Terlebih, karena fintech bisa bergerak di berbagai lini jasa keuangan, bukan hanya P2P lending. Ada sektor lain, seperti pembayaran, asuransi, tabungan, pengelolaan investasi, hingga pengumpulan dana.

Bank Indonesia mendefinisikan fintech sebagai hasil gabungan antara jasa keuangan dan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya pembayaran harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat melalui transaksi jarak jauh dalam hitungan detik.

Yuana melihat saat ini banyak orang membeli produk keuangan secara digital, tapi tidak memahami cara menggunakannya. Oleh karena itu, literasi mengenai produk-produk jasa keuangan harus terus ditingkatkan.

"Kami secara khusus memberikan apresiasi kepada OJK atas terselenggaranya seminar fintech ini dan berharap dapat mengedukasi masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis teknologi," tukasnya.

OJK menggelar Seminar Fintech Talk di Hotel Ayana, Bali, Jumat (12/10/2018), sebagai salah satu rangkaian acara dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB.

Pada kesempatan itu, hadir Ketua OJK Wimboh Santoso, Professor Columbia University Joseph Stiglitz, Professor Stanford University John B Taylor, Chancellor of the Exchequer UK Philip A Hammond, dan Tsing Hua National Institute of Financial Research Ma Jun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: