Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Melorot Tak Pengaruhi Bisnis Properti di Surabaya

Rupiah Melorot Tak Pengaruhi Bisnis Properti di Surabaya Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Nilai tukar rupiah kian melemah tak terpengaruh dengan bisnis properti di kota Surabaya tahun ini. Kota Surabaya tetap menjadi primadona bagi pelaku bisnis properti untuk perluas jaringannya.

Direktur PT Darmo Permai, Kevin Sanjoto mengatakan, meski saat ini terjadi penguatan nilai dolar Amerika terhadap rupiah, minat pembeli properti tidak surut. Hal itu kata Kevin, terbukti dengan penjualan unit yang ada di tower The Residence dan The SOHO yang baru dilakukan topping off.

Ia menambahakan, Tower The Residence berlantai 38, sudah terserap pasar sebesar 80% dan The SOHO dengan 17 lantai, terserap pasar 60%. Mayoritas pembeli unit megaproyek 88AVENUE, 60% dari Surabaya, 20% dari Jakarta dan 20% dari Indonesia Timur terutama dari Makassar dan Tarakan.

Di tengah penguatan nilai dolar AS, menurut Kevin, justru merupakan kesempatan terbaik bagi kastamer untuk memiliki unit berkualitas dan berkelas internasional. Pasalnya, harga yang ditawarkan relatif terjangkau jika dibandingkan dengan unit properti lainnya yang ada di Surabaya.

”Sejak megaproyek 88AVENUE di-launch kali pertama di 2016, pertumbuhan harga unit di kisaran 10% per tahun. Saat nilai dolar AS menguat, hanya sedikit dampak yang kami rasakan karena sudah dilakukan topping off kedua tower. Biasanya, kalau terjadi kenaikan nilai dollar terhadap rupiah, biasanya berpengaruh pada biaya kontruksi. Kami sudah melampaui tahapan itu karena pembangunan unit tinggal finishing saja,” tegas Kevin pada Warta Ekonomi di Surabaya, Senin (15/10/2018)

Tingginya angka penjualan unit 88AVENUE tersebut, kata Kevin, juga menunjukkan daya beli masyarakat terhadap properti. Unit-unit dengan tipe Studio di The Residence sold out dan tersisa sekitar 100-an unit dengan tipe luasan lebih besar. Sementara The SOHO juga hanya menyisakan 100 unit saja.

”Untuk unit The Residence mulai ditawarkan dengan harga mulai Rp900 jutaan. Sedangkan unit The SOHO, di kisaran Rp2,7 miliar. Jadi sayang sekali jika momen yang pas ini dilewatkan begitu saja, Pembangunan kedua tower tersebut menghabiskan anggaran Rp1,2 triliun,” ungkapnya.

Sementara itu, Business Development Director PT Waskita Karya Reality, Luki Theta H menegaskan, konsumen yang membeli properti dari kelompok menengah kebawah untuk ditinggali, selalu bergerak. Namun jika untuk tujuan investasi banyak yang menahan diri.

"Artinya, membeli untuk dijual kembali agar dapat keuntungan itu berhenti. Mereka yang belanja untuk investasi kemudian melepas saja sulit,” tukas Luki Theta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: