Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

LSM Teriak Bisnis Sektor Energi Jadi Biang Keladi Pemanasan Global

LSM Teriak Bisnis Sektor Energi Jadi Biang Keladi Pemanasan Global Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengingatkan bahwa aktivitas bisnis di sektor kehutanan dan energi menjadi penyumbang terbesar emisi yang mengakibatkan naiknya suhu global untuk itu pemerintah harus mengatasinya.

"Sektor kehutanan dan lahan serta energi selama ini menjadi penyumbang utama emisi Indonesia, kedua sektor tersebut menyebabkan kurang lebih 80 persen dari total emisi," kata Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi, Yuyun Harmono, Senin.

Ia mengigatkan bahwa Laporan IPCC (Panel Perubahan Iklim PBB) tersebut menunjukkan bahwa perubahan iklim telah mencapai kondisi darurat, karena perbedaan suhu 0.5 derajat celsius saja bisa berakibat pada keselamatan puluhan juta orang dan musnahnya ekosistem.

Untuk itu, ujar dia, dibutuhkan langkah drastis dan cepat dari semua negara termasuk Indonesia untuk menurunkan emisi di sektor energi, hutan dan lahan, industri dan transportasi.

Indonesia, lanjutnya, juga harus segera menghentikan tergantungan pada energi fosil terutama batubara, mempercepat transisi energi bersih yang berkeadilan serta menghentikan deforestasi dan konversi lahan gambut.

Sementara itu, Greenpeace juga menginginkan pemerintah Indonesia dapat memperbesar penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menggantikan batu bara yang selama ini masih dominan di berbagai daerah di Nusantara.

"Langkah lebih konkret yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan merevisi atau mengurangi secara signifikan proporsi batu bara dalam kebijakan bauran energi dan memperbesar porsi energi terbarukan dalam rencana pembangunan Indonesia," kata Penasihat Politik Greenpeace Indonesia, Yuyun Indradi.

Menurut dia, menghentikan kapasitas batu bara juga akan membawa manfaat kesehatan utama dengan mengurangi polusi udara, terutama di Asia, antara lain karena penghapusan bertahap batu bara juga akan mengurangi tekanan pada sumber air tawar. Diperkirakan bahwa air tawar yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara dunia akan memenuhi kebutuhan dasar air lebih dari 1 miliar orang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: