Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sisa Tiga Bulan, Apakah Neraca Dagang RI Bisa Cetak Surplus?

Sisa Tiga Bulan, Apakah Neraca Dagang RI Bisa Cetak Surplus? Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia selama September 2018 mengalami surplus US$0,23 miliar atau membaik dibandingkan dengan neraca perdagangan bulan sebelumnya yang mencatat defisit sebesar US$0,94 miliar. Meski begitu, neraca perdagangan Januari-September 2018 mengalami defisit US$3,78 miliar.

Lalu dengan sisa tiga bulan, akankah neraca perdagangan bisa berbalik mencetak surplus? Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menilai surplus neraca perdagangan pada September 2018 berdampak positif pada upaya memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan.

"Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan akan membaik sejalan dengan langkah-langkah konkrit pemerintah bersama BI untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor yang diyakini akan berdampak positif menurunkan defisit transaksi berjalan," kata dia di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Agusman mengungkapkan surplus neraca perdagangan pada september 2018 dipicu oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat dan defisit neraca perdagangan migas yang menurun

Neraca perdagangan nonmigas pada September 2018 mencatat surplus US$1,30 miliar atau lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$0,67 miliar. Perbaikan neraca perdagangan nonmigas dipengaruhi penurunan impor nonmigas sebesar US$1,45 miliar (mtm), terutama karena turunnya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, serta benda dari besi dan baja.

Sementara itu, ekspor nonmigas turun US$0,82 miliar (mtm), bersumber dari turunnya ekspor mesin/peralatan listrik, mesin-mesin/pesawat mekanik, perhiasan/permata, alas kaki, serta pakaian jadi bukan rajutan.

Sehingga secara kumulatif Januari-September 2018, neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar US$5,59 miliar.

Sementara defisit neraca perdagangan migas tercatat lebih rendah didorong oleh penurunan impor migas yang lebih akseleratif dibandingkan dengan penurunan ekspor migas. Defisit neraca perdagangan migas pada September 2018 tercatat US$1,07 miliar, lebih baik dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat defisit US$1,61 miliar.

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh impor migas yang menurun sebesar US$0,77 miliar dolar, bersumber dari penurunan nilai impor seluruh komponan migas, yaitu minyak mentah, hasil minyak, dan gas.

Sementara itu, penurunan ekspor migas lebih terbatas, yaitu menurun US$0,23 miliar (mtm) yang disebabkan oleh penurunan ekspor hasil minyak, minyak mentah, dan gas. Secara kumulatif Januari-September 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$9,38 miliar.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: