Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Pendidikan Vokasional, Pemprov Jatim Andalkan Program Dual Track

Perkuat Pendidikan Vokasional, Pemprov Jatim Andalkan Program Dual Track Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Surabaya -

Untuk memperkuat dunia pendidikan vokasional di wilayah Jatim, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan pihaknya akan mengandalkan program dual track. Program dual track itu untuk membantu dalam meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas dan berdaya saing.

Dual track strategy diterapkan pada jalur non formal (SMK Mini, BLK dan Madin) serta formal seperti SMK yang di link and match kan dengan industri dan perguruan tinggi, serta filial antara SMK dengan PTN,”  kata Soekarwo dalam Kongres V forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) di Garuda Mukti Kampus C Universitas Airlangga di Surabaya, Selasa(16/10/2018).

Menurut Pakde Karwo sapaannya , bahwa program dual track juga  digunakan untuk mengantisipasi bonus demografi Tahun 2019 di Jatim, dimana pada tahun tersebut ada sekitar 69,60 persen penduduk berusia produktif. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional yaitu sebesar 67,65 persen. Oleh sebab itu, dengan potensi usia produktif yang banyak, harus diimbangi dengan pembekalan skill yang diterima di dunia kerja.

”Oleh sebab itu, pendidikan vokasi secara besar-besaran dilakukan agar SDM Jatim mempunyai skill mumpuni,” kata Pakde karwo.

Lebih lanjut Pakde Karwo menjelaskan, sebagai langkah awal penerapan dual track, Pemprov Jatim melakukan morotarium SMA, dimana memberlakukan rasio 70% untuk SMK dan 30% untuk SMA. Hasil morotarium tersebut berjalan dengan bagus dimana rasio SMA:SMK semakin meningkat, apabila pada tahun 2018 rasionya 69,43:30,56, pada tahun 2018 meningkat menjadi  37.98:62,02. Diharapkan pada tahun 2023 bisa mencapai 70:30.

“Dengan semakin banyaknya siswa yang sekolah di SMK, program double track Secara tidak langsung mengurangi kelompok unskill. Pada awalnya lulusan unskill sebanyak 57-58 persen, kondisi saat ini menjadi 46 persen,” ungkapnya.

Untuk itu kata Pakde Karwo, untuk meningkatkan skill para  siswa SMK, Pemprov Jatim bekerjasama dengan perguruan tinggi dan perusahaan khususnya yang ada di Jatim. Sebagai contoh ada sekitar 487 SMK yang  bekerjasama dengan 80 perusahaan seperti  SIER dan PT. ETA. Bagi SMK yang akreditasi kurang bagus, maka Pemprov Jatim membuat program filial yaitu  setiap 1 SMK  negeri menjadi pengampu lima SMK swasta. Kerja samanya berupa penggunaan laboratorium dan fasilitasnya sampai jam 6 sore.

”Untuk SMA, Madrasah Aliyah, Ula, dan Wusto dalam pendidikan Diniyah Salafiyah juga diberikan pendidikan vokasional dua hari dalam sepekan. Apabila tidak dilakukan hal semacam ini, semua lulusan SMA akan menjadi unskill,” beber Pakde Karwo.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: