Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Qiscus Prediksi Komunikasi Real-Time dalam Bisnis Akan Semakin Luas

Qiscus Prediksi Komunikasi Real-Time dalam Bisnis Akan Semakin Luas Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Qiscus, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi Real-Time Communication (RTC), memprediksi adopsi teknologi komunikasi real-time berupa chat akan semakin luas dan tidak terbatas pada layanan seperti e-commerce atau pun bisnis on-demand, namun juga pada produk-produk baru yang terus dikembangkan oleh bisnis di Asia Tenggara.

Menurut Delta Purna Widyangga, CEO sekaligus Co-Founder dari Qiscus, sebagai bentuk komunikasi yang paling diminati oleh konsumen di Asia Tenggara saat ini, chat menjadi salah satu fitur yang harus dipertimbangkan oleh bisnis untuk melakukan pembaruan dalam produk atau pun layanan mereka.

"Saat ini kita tengah menghadapi pasar yang mobile sentris, di mana konsumen menghabiskan banyak waktunya untuk chatting ataupun media sosial. Fenomena ini kemudian melahirkan gaya hidup baru, yakni digital dan on-the-go," ungkap Delta sebagaimana dalam rilisnya kepada redaksi Warta Ekonomi.

Ia menjelaskan, gaya hidup tersebut adalah keinginan untuk serba cepat dengan akses yang mudah terhadap berbagai kebutuhan mereka.

Dalam laporan bertajuk Meeting Southeast Asian Consumers’ Expectations with Chats and Calls yang dikeluarkan Qiscus, disebutkan bahwa penggunaan internet di kalangan konsumen di Asia Tenggara masih didominasi oleh medsos dan aplikasi chatting. Rata-rata pengguna internet di Indonesia menginstal 4,2 aplikasi pesan di ponselnya.

Tren penggunaan aplikasi pesan di kawasan ini pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Aplikasi WhatsApp menempati urutan tiga teratas dengan user terbanyak setelah Facebook dan Youtube.

Perubahan gaya hidup baru yang sebagian besar diadopsi oleh milenial sebagai pengguna internet paling dominan di Asia Tenggara ini kemudian melahirkan ekspektasi baru. Hal tersebut mau tidak mau harus dipenuhi oleh bisnis di Asia Tenggara agar tetap dapat meraih konsumen.

Konsumen saat ini berekspektasi bahwa layanan atau pun produk dapat diperoleh secara digital kapan pun dan di mana pun mereka memerlukannya. Oleh karena itu, implementasi berbagai fitur atau pun cara baru yang memudahkan akses konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh bisnis menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan.

"Disrupsi digital ini bahkan membuat perusahaan yang sangat konvensional sekalipun mulai mengadopsi tren terbaru agar tidak kehilangan pasar," ungkap Delta.

Delta mencontohkan Halodoc yang menemukan bahwa layanan akses kesehatan yang tidak merata menjadi salah satu masalah di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi chat, kini masyarakat dapat mengakses dokter yang berkualitas cukup melalui ponsel tanpa harus datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: