Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lima Penyebab Gagalnya Perusahaan, Wajib Dihindari!

Lima Penyebab Gagalnya Perusahaan, Wajib Dihindari! Kredit Foto: Unsplash/Charles Forerunner
Warta Ekonomi, Jakarta -

Membangun perusahaan menjadi berjaya bukanlah perkara yang mudah. Ada perumpamaan “Mereka mengatakan sukses memiliki banyak ayah, tetapi kegagalan hanya memiliki satu ibu,” namun itu tidak berlaku untuk perusahaan. Perusahaan dapat gagal karena berbagai alasan dan dalam waktu kapanpun itu.

Jika kita dapat memahami mengapa perusahaan gagal, kita dapat membantu lebih banyak pemimpin belajar apa yang harus dilakukan, kapan, mengapa dan dalam rangka apa dan pemimpin pun tahu bagaimana membuat pilihan yang tepat untuk perusahaan mereka.

Selama empat tahun terakhir, sebagai bagian dari studi longitudinal, Pusat Pertumbuhan Bisnis Australia telah melakukan survey kepada empat orang CEO, apakah mereka pernah mengalami kegagalan atau tidak, dan 24% di antaranya menjawab mereka pernah mengalami kegagalan.

Ternyata ada lima alasan yang berbeda yang menyebabkan mereka gagal, berikut rinciannya:

Riset Pasar, Pemasaran, dan Penjualan

Sejumlah CEO mengatakan bahwa mereka tidak melakukan riset pasar yang cukup, mereka tidak cukup mengetahui tentang ukuran pasar, atau memahami pasar yang ingin mereka jual. Mereka tidak melakukan validasi pasar yang cukup terhadap produk atau layanan mereka, dan tidak mendapatkan pasaran produk yang tepat sebelum mereka menghabiskan banyak uang untuk pemasaran.

Akibatnya, mereka menemukan bahwa produk mereka terasa begitu kecil di pasar. Mereka terkejut oleh dinamika pasar, tidak cukup tahu untuk menekankan diferensiasi mereka, memposisikan produk mereka di ruang yang salah jika dibandingkan dengan pesaing, dan menemukan adanya perlambatan pada permintaan produk atau layanan mereka.

Manajemen Keuangan yang Tidak Memadai

Alasan terkait finansial untuk kegagalan difokuskan pada kurangnya pengetahuan keuangan CEO dan kurangnya modal untuk pertumbuhan. Banyak CEO mengakui bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan keuangan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, memiliki kontrol keuangan yang tidak memadai dalam bisnis dan beberapa mencatat bahwa dana telah digelapkan.

CEO yang lain mencatat bahwa mereka telah menyetujui proyeksi keuangan yang terlalu optimis, memiliki model biaya yang salah, dan memiliki biaya overhead yang tinggi. Beberapa tidak menaikkan harga untuk mengimbangi kenaikan biaya persediaan, dan yang lainnya gagal mengantisipasi dampak pertumbuhan yang cepat pada arus kas perusahaan.

Dibutakan oleh Eksternalitas

Eksternalitas adalah peristiwa atau keputusan di mana CEO tidak memiliki kendali yang dapat berdampak serius terhadap perusahaan. Kekeringan, siklon, kebakaran, banjir, jatuhnya pasar, perubahan peraturan pajak, kegagalan pembayaran yang tidak terduga, perubahan kebijakan pembelian pelanggan korporat, fluktuasi nilai tukar.

Tetapi para CEO perusahaan yang sedang tumbuh perlu mengakui risiko terhadap bisnis mereka, karena eksternalitas ini dapat berubah menjadi mimpi buruk ketika seorang CEO mencoba untuk mengukur perusahaan. Jadi, selain mengembangkan rencana, CEO harus memikirkan strategi mitigasi risiko untuk meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan berhasil melaksanakan rencana pertumbuhan mereka.

Kepemimpinan dan Keterampilan Manajemen yang Buruk

Kepemimpinan adalah tentang memastikan perusahaan berfokus pada hal-hal yang benar, seperti sasaran, pasar, pelanggan, produk, dan rencana. Manajemen memastikan hal-hal itu dilakukan dengan benar.

Banyak CEO mengakui kurangnya kepemimpinan mereka, kurangnya fokus dan visi, dan keterampilan komunikasi yang buruk. Mereka mencoba menjalankan bisnis sendiri, tidak mengerti apa yang sedang terjadi, atau bagaimana mempersiapkan langkah berikutnya. Mereka juga tidak memiliki pengetahuan profesional tentang bagaimana memimpin dan mengelola perusahaan pertumbuhan.

Beberapa akhirnya kehabisan energi, kehilangan minat, dan menyadari bahwa definisi kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda.

Kurangnya Perencanaan dan Eksekusi

Banyak CEO yang tidak mengerti bahwa pengaturan arah perusahaan adalah pekerjaan No.1 mereka, tetapi mengakui bahwa perencanaan yang tidak memadai dan pelaksanaan yang buruk telah menyebabkan kegagalan. Hanya sedikit yang mengembangkan misi yang diartikulasikan dengan baik, satu set nilai yang ditetapkan atau visi tiga tahun. Bahkan lebih sedikit meluangkan waktu untuk mengembangkan rencana tertulis, berpikir ke depan, mempersiapkan peluang pertumbuhan, atau menghitung risiko yang terkait dengan ekspansi bisnis.

Bahkan jika mereka berhasil mengembangkan rencana, banyak hal yang tidak diikuti atau dieksekusi. CEO yang sukses dan manajer mereka memahami kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan dalam hal terukur, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, kemudian mendelegasikan dan menahan individu dan divisi yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.

Para CEO juga menyebutkan tata kelola yang buruk, masalah mitra mengenai berbagai tingkat upaya dan semangat untuk bisnis yang berukurang, serta masalah dengan produk, dan lain-lainnya juga menjadi penyebab kegagalan.

Mungkin dalam hal lain dapat memanfaatkan keberuntungan untuk menghindari kegagalan, namun dalam memimpin bisnis dibutuhkan lebih dari sekadar keberuntungan untuk menghindarinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: