Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Lada Indonesia Kalah dari Vietnam

Produksi Lada Indonesia Kalah dari Vietnam Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan lada dan komoditas rempah-rempah Indonesia lainnya. Untuk meraih target itu, Amran meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk terus menghasilkan inovasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan petani rempah Indonesia. 

"Indonesia pernah berjaya dengan rempah-rempah. Sesuai arahan Presiden RI, kita harus kembalikan kejayaan itu. Peneliti-peneliti kita adalah kunci keberhasilan sektor pertanian. Karena itu, terus hasilkan inovasi dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia," kata Amran dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Amran mengharapkan para peneliti Balitbangtan dapat mencontoh teknologi yang dikembangkan di negara-negara maju, seperti Jerman dan Taiwan.

"Kami dan Menteri Pertanian Taiwan akan bekerja sama untuk membangun fasilitas Rain Water Harvesting System. Jangan sampai air hujan yang turun di Indonesia ini langsung jatuh ke laut, tapi sebelumnya harus bisa dimanfaatkan untuk pertanian Indonesia," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi Inovasi Modifikasi Teknologi Agronomi Lada Perdu (IMTAg-Lada Perdu) yang digagas Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir. Dengan metode tersebut, diharapkan Indonesia bisa kembali menjadi produsen lada nomor satu di dunia.

"Sekarang produksi kita masih sekitar 80 ribu ton, kalah dari Vietnam yang mencapai 160 ribu ton. Kami harapkan target 277 ribu ton dapat dicapai dalam dua tiga tahun ini," tegasnya. 

Sementara itu Kepala Balitbangtan Kementan Syakir menyampaikan bahwa IMTAg-Lada Perdu ditujukan untuk mendukung peningkatan produksi dan daya saing lada yang berhadapan dengan makin terbatasnya tenaga kerja dan kepemilikan lahan, serta makin mahalnya usaha tani lada.

"Penerapan inovasi lada perdu memberi peluang peningkatan pemanfaatan lahan dengan hasil yang maksimal, yaitu melalui integrasi tanaman lada perdu dengan komoditas lain yang kompatibel, sehingga bisa menghasilkan keuntungan atau nilai tambah yang cukup besar," papar Syakir. 

Sebagai King of Spices, lada Indonesia dikenal dengan cita rasanya, baik lada putih maupun lada hitam. Posisi tersebut dapat diraih kembali jika berbagai potensi dapat dimanfaatkan. Lada perdu dengan berbagai keunggulan mencuatkan potensi baru pengembangan tanaman lada ke depan, baik produksi maupun daya saing.

"Dengan pengembangan teknologi ini, maka akan terbuka peluang bagi pengembangan tanaman lada di berbagai agro-ekosistem, baik secara monokultur atau pun tumpang sari dengan ongkos produksi yang lebih murah," tutur Syakir. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: