Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indo Acidatama Kembangkan Pupuk untuk Lahan Gambut

Indo Acidatama Kembangkan Pupuk untuk Lahan Gambut Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Restorasi Gambut dan PT Indo Acidatama Tbk melakukan uji coba pengembangan varietas pupuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian di lahan-lahan sub-optimal seperti pasang surut dan lahan rawa. Hasil uji coba itu mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi hingga dua kali lipat dari semula 3,5 ton menjadi 7 ton per hektare.

Head of Marketing Division PT Indo Acitama Tbk, Edy Darmawan menyatakan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa, lebak, dan pasang surut untuk menghantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Namun, hal ini masih terkendala produktivitas lahan sub-optimal (pasang surut, rawa lebak/gambut) yang relatif rendah, hanya sekitar 3-4 ton per hektare. Untuk itu, perusahaan mengembangkan teknologi pupuk Beka Gambut untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di wilayah tersebut.

"Dari hasil uji coba pada gelar teknologi lapang yang dilakukan dalam rangka HPS di Kalimantan Selatan, pupuk Beka terbukti mampu menaikkan pH tanah rawa, pasang surut, dan tanah lebak. Sebenarnya lahan rawa atau pasang surut (gambut) bisa dikelola pH-nya dan diatur tata kelola airnya, sehingga memungkinkan untuk ditanami berbagai jenis benih padi," kata dia di Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Ditambahkan, perusahaan yang memproduksi berbagai produk untuk pertanian, peternakan, dan perikanan seperti Beka Decomposer, pupuk organik cair POMI, Randex, dan Bioku Chick berkapasitas 60 juta liter per tahun ini siap mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Pasalnya, selain mampu meningkatkan produktivitas tanaman pangan, pupuk buatan mereka dapat menekan biaya produksi sekitar Rp1,5 juta per hektare. Selama ini, produktivitas tanaman padi di lahan rawa, lebak, dan pasang surut rendah karena keasaman tanah relatif tinggi. Namun Beka Gambut dapat menaikkan pH tanah, sehingga produksi menjadi tinggi.

"Jika selama ini petani lahan rawa atau lebak menggunakan pupuk dolomit atau kapur untuk meningkatkan pH, biayanya cukup tinggi. Kalau menggunakan dolomit atau kapur, kebutuhan 1 hektare mencapai 2 ton senilai Rp2 juta. Namun dengan menggunakan Beka, biaya bisa ditekan, hanya Rp500 ribu per hektare. Pemakaian Beka 6 liter per hektare dengan harga sekitar Rp75 ribu per liter. Selain hemat biaya, Beka lebih praktis untuk digunakan," tambah Edy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: