Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Togean Diimbau Jaga Kelestarian Hutan Bakau

Masyarakat Togean Diimbau Jaga Kelestarian Hutan Bakau Kredit Foto: Reuters/Guillermo Granja
Warta Ekonomi, Palu -

Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT), Sulawesi Tengah, mengimbau masyarakat di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna untuk menjaga kelestarian hutan bakau guna kepentingan ekosistem alam.

Kepala Balai TNKT, Bustang, mengatakan Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, memiliki areal hutan bakau seluas 5.639,94 hektare, namun yang masuk dalam pengawasan TNKT hanya 359,45 hektare yang tersebar di beberapa pulau.

"Sejauh ini belum ada peremajaan hutan bakau karena hutannya masih dalam kondisi baik," ungkap Bustang saat ditemui di Palu, Sabtu (20/10/2018).

Ia menjelaskan bahwa hutan bakau di Togean berperan besar terhadap keberlangsungan lingkungan yang memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah intrusi air laut ke daratan sehingga membuat air tanah menjadi payau.

Menurut dia, sebagian besar permukiman penduduk di Kepulauan Togean berhadapan langsung dengan pantai, oleh karenanya hutan bakau berperan penting untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat pesisir dari ancaman bencana erosi maupun abrasi bahkan tsunami.

"Di sinilah peran masyarakat bagaimana menjaga kelangsungan ekosistem, jika lingkungan rusak maka akan berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri," ujarnya.

Dalam menjaga kelestarian bakau, TNKT tidak bekerja sendiri, melainkan mengikutsertakan masyarakat setempat sebagai mitra polisi kehutanan dalam melakukan pengawasan hutan dari aktivitas-aktivitas yang merusak lingkungan, bukan hanya hutan termasuk pengawasan di laut dari kegiatan penagkapan ikan secara liar menggunakan alat tangkap yang dilarang pemerintah.

Terlebih lagi, saat ini Kepulauan Togean telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan nasional oleh Kementerian Pariwisata, yang setiap saat dikunjungi wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal.

"Kami belum menemukan kegiatan pembalakan liar. Itu artinya, mayarakat di daerah sadar bahwa hutan bakau sangat pening keberadaannya," tutup Bustang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: