Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Keutuhan Negara Tak Lepas dari Peran Ulama dan Santri

Jokowi: Keutuhan Negara Tak Lepas dari Peran Ulama dan Santri Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Bandung -

Serangan faham radikal akan mengganggu semangat persatuan dalam berbangsa dan bernegara harus dijaga lebih kuat. Salah satu elemen bangsa yang berhasil mengawinkan keberagamaan dan semangat kebangsaan adalah kaum ulama dan santri. 

Presiden RI Joko Widodo meminta semua elemen bangsa menjaga rumah bersama yang bernama NKRI.

“Aset kita yang terbesar adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan, maka mari kita jaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah,” katanya di depan sekitar 10 ribu santri dan masyarakat umum di lapangan Gasibu Bandung, Minggu malam (21/10/2018).

Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu elemen terpenting yang menjaga keutuhan NKRI adalah kaum santri. “Kita patut bersukur karena bangsa indonesia dipandu tradisi kesantrian yang kuat,” ujarnya.

Bangsa Indonesia itu berbeda-beda, jangan sampai perbedaan itu memecah belah. Indonesia memiliki 17 ribu pulau, 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, 263 juta penduduk yang terdiri dari 714 suku, 5 agama, dan 1100 bahasa. Menurut Jokowi, orang sering lupa bahwa kita saudara sebangsa dan setanah air. 

Menurut Jokowi, persatuan Indonesia yang terbangun sejauh ini tak lepas dari peran ulama. Sejarah mencatat peran besar mereka pada masa perjuangan kemerdekaan kemudian menjaga pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam pidatonya Jokowi juga menyampaikan, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan penghormatan dan rasa terima kasih negara kepada para alim ulama, kiyai, habaib, ajengan dan para santri serta seluruh komponen bangsa yang mengikuti keteladanan mereka. “Menjadi santri adalah menjadi islam yang cinta bangsa, muslim yang relijius, dan pelajar yang ahlaqul karimah sebagaimana diteladankan para kiyai kita,” ungkapnya.

Untuk itu pemerintah telah memiliki beberapa program yang mendorong kemajuan pesantren secara kongkrit, misalnya Bank Wakaf Mikro dan Balai Latihan Ketrampilan yang saat ini tengah diuji coba. 

“Kita akan terus mengevaluasi apakah itu semua berguna atau tidak.Persaingan antar negara yang begitu ketat membutuhkan sumberdaya manusia yang tidak saja berahlaqul karimah tetapi juga berskill tinggi,” jelasnya.

Adapun Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, isu perdamaian diangkat guna merespon kondisi bangsa yang sedang ditimpa berbagai persoalan hoax, ujaran kebencian, propaganda kekerasan, dan terorisme.

Acara Hari Santri Nasional 2018 yang bertema “Bersama Santri Damailah Negeri” ini, kata Menag, bukan hanya seremoni belaka, tetapi penegasan bahwa bernegara itu sama pentingnya dengan beragama. 

“Di malam Santriversary ini saya mengajak seluruh santri agar jangan pernah lelah mencintai indonesia,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: