Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis: Pemerintah Genjot Infrastruktur, Saham SKRN Masih Prospektif

Analis: Pemerintah Genjot Infrastruktur, Saham SKRN Masih Prospektif Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia sepanjang bulan ini saja telah kedatangan delapan perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di papan perdagangan. Ke delapan perusahaan tersebut yakni, PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX), PT Super Energy Tbk (SURE), PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS), PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN).

Dimana, PT Superkrane Mitra Utama Tbk menjadi perusahaan terakhir yang tercatat di BEI hingga saat ini. Lalu bagaimana kondisi saham SKRN pasca Listing?

Jika dilihat, posisi saham SKRN jelang penutupan perdagangan sesi I hari ini berada di level Rp1.250 per saham. Angka tersebut masih 78,57% lebih tinggi dibandingkan saat perseroan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang dipatok Rp700 per saham.

Malahan, harga saham perusahaan penyewa alat berat untuk proyek infrastruktur ini sempat menyentuh Rp1.620 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan bahwa fluktuasi yang terjadi di saham emiten berkode SKRN tersebut hanya karena mekanisme pasar.

“SKRN itu hanya koreksi 1,18% (hingga siang ini). Itu semua karena jalannya mekanisme pasar,” kata saat dihubungi, di Jakarta, Senin (22/10/2018).

Pria yang akrab disapa Nafan tersebut menyatakan bila dilihat secara industri, bidang usaha yang dijalankan oleh Superkrane masih sangat prospektif.

“Pemerintah berkomitmen melakukan akselerasi infrastruktur, seharusnya memberikan katalis positif bagi SKRN,” ujarnya.

Sekedar informasi, ketika IPO Superkrane melepas 300 juta saham atau setara 20% saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan. Harga pelaksanaan IPO Rp700 per saham, sehingga perseroan meraup dana Rp210 miliar. Merujuk harga saham perdana, kapitalisasi pasar Superkrane mencapai Rp1,05 triliun.

Dana hasil IPO, sekitar 50% akan digunakan perusahaan untuk membayar uang muka (down payment/DP) crane baru, 25% untuk membayar utang, dan sisanya untuk modal kerja.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: