Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manajemen Baru Produsen Ciki Taro Rancang Strategi Sembuhkan Perusahaan

Manajemen Baru Produsen Ciki Taro Rancang Strategi Sembuhkan Perusahaan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang merupakan produsen ciki taro ini telah menunjuk dewan direksi dan dewan komisaris baru untuk menjalankan operasional perseroan. Pasalnya saat ini manajemen perseroan tengah berseteru. Manajemen AISA terbagi menjadi dua kubu, yakni kubu dewan komisaris yang dipimpin Hengky Koestanto dan kubu dewan direksi yang dikepalai Joko Maginta. 

Kubu Komisaris hari ini, Senin (22/10/2018), telah menetapkan Hengky Koestanto sebagai Direktur Utama AISA menggantikan Joko Magoginta dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). 

Sekretaris Perusahaan Kubu Dewan Komisaris, Michael Hady Laya menyatakan bahwa saat ini dewan direksi dan komisaris baru tengah merancang strategi untuk kembali membangun AISA. 

"Untuk strategi dan rencana apa, direksi akan berusaha untuk mengejar tagihan-tagihan yang selama ini masih tertunda. Kemudian melihat kondisi keuangan ke depannya untuk mengambil langkah selanjutnya," jelasnya di Jakarta.

Menurut Michael, para pemegang saham memberikan waktu kepada direksi untuk menyusun time table atau langkah strategis yang akan diambil guna menyehatkan perusahaan. Apalagi terkait kegiatan operasional perusahaan yang selama ini dijalankan oleh kubu dewan direksi.

"Saya rasa untuk hal itu (operasi) akan takes time. Kami bisa lakukan langkah untuk restrukturisasi dan pemegang saham juga paham terhadap hal itu dan memberikan waktu kepada Pak hengky dan jajaran pengurus untuk ambil waktu susun strategi untuk operasi. Saya rasa untuk itu sudah jelas dalam RUPSLB hari ini. Saya rasa kendala direksi juga sudah dipahami oleh para pemegang saham. Kami harap support dari stakeholder yang ada," ucapnya.

Perseroan diketahui memiliki sukuk ijarah dan obligasi dengan total Rp2,1 triliun yang memiliki peringkat idD dari Pefindo karena gagal bayar kupon. Michael menyatakan bahwa pihaknya akan fokus menyelesaikan perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

"Yang immmidiate kami hadapi rapat kreditur PKPU karena tagihan di situ lumayan gede, tapi saya lupa tanggal pastinya," pungkasnya. 

Tercatat, AISA sudah telat melakukan pembayaran bunga ke-21 atas obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I Tahun 2013. Ini merupakan kedua kalinya perusahaan telat membayar utang bunga. Pembayaran bunga obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I Tahun 2013 ke-21 jatuh pada 5 juli 2018. 

TPS Food menerbitkan obligasi dan dan sukuk ijarah (sukuk) TPS Food I dengan nilai masing-masing Rp600 miliar dan Rp300 miliar pada 1 April 2013.

Obligasi dan sukuk ijarah ini telah jatuh tempo pada 5 April 2018 dengan tingkat suku bunga tetap 10,25%. Bunga dan biaya ijarah dibayarkan setiap tiga bulan. Namun, karena alasan keuangan, perusahaan mengajukan perpanjangan pembayaran obligasi hingga 12 bulan setelah tanggal jatuh tempo. Itu artinya, perusahaan masih terus membayarkan bunga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: