Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menpar: Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Kian Meningkat Sejak 2015

Menpar: Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Kian Meningkat Sejak 2015 Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu sektor yang menjadi harapan motor pembangunan nasional adalah pariwisata. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan pertumbuhan dan penerimaan devisa sejak 2015 lalu.

Demikian yang dikatakan Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, dalam pemaparan peningkatan pertumbuhan pariwisata dan peningkatan devisa dari sektor pada acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang bertema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing" yang dilaksanakan di Auditorium Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Menpar mengatakan, sejak awal Presiden Jokowi mencanangkan pariwisata agar menjadi penghasil devisa terbesar.

"Hasilnya, kini sektor pariwisata telah menjadi penyumbang devisa nasional nomor 4, setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara. Pertumbugan pariwisata Indonesia Januari hingga Desember 2017 mencapai angka 22%. Angka pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia yang sebesar 6,4%, dan pertumbuhan ASEAN 7%," ujar Menpar dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Meskipun demikian, Menpar berkata, Vietnam tumbuh lebih baik dengan pencapaian 28% karena melakukan banyak deregulasi. Sementara, Malaysia hanya mengalami pertumbuhan 4%, begitu pula dengan Thailand.

"kenali musuhmu dan kenali dirimu," ujar Menpar.

Sementara itu, devisa yang berasal dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015, dari US$12,2 miliar, pada 2016 menjadi US$13,6 miliar, dan pada 2017 mengalami kenaikan lagi menjadi US$15 miliar. Harapannya, di tahun ini sektor pariwisata dapat memberikan keuntungan devisa hingga US$17 miliar. Sementara, pada tahun depan diharapkan dapat meraup devisa hingga US$20 miliar.

"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia no 3  dan ASEAN nomor satu," tambah Menpar.

Pernyataan tersebut didukung dengan data yang ia paparkan mengenai jumlah kunjungan wisatawan yang kian meningkat. Pada 2015 meningkat sejumlah 9,7 juta, 2016 menjadi 11,5 juta, 2017 meningkat lagi sejumlah 14 juta. Sementara, hingga Agustus 2018, tercatat 10,58 juta turis asing telah mengunjungi Indonesia. Jumlah tersebut sudah mencapai setengah dari target, yakni 17 juta wisatawan asing.

Tak hanya wisatawan asing, Menpar Arief Yahya juga mengatakan, kunjungan turis lokal pun menunjunkkan peningkatan. Pada 2015 mencapai 255 juta turis, kemudian meningkat menjadi 264 juta pada 2016, dan kembali bertambah pada 2017 menjadi 271 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: