Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fundamental Ekonomi Makro Indonesia Dinilai Kuat

Fundamental Ekonomi Makro Indonesia Dinilai Kuat Kredit Foto: Forum Merdeka Barat 9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hari ini diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 digelar dengan Edisi 4 Tahun kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing". Dalam acara tersebut, turut hadir Menteri Perekonomian, Darmin Nasution, yang kemudian memaparkan kondisi ekonomi selama 4 tahun kepemimpinan Jokowi-JK.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, kondisi fundamental ekonomi makro Indonesia selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK dinilai kuat dan sehat. Meskipun begitu, ia mangaku masih ada tantangan yang harus dihapadi, yakni pertumbuhan ekonomi sejak 2014-2017 yang mengalami peningkatan, tetapi lajunya perlahan.

"Sekarang sampai semester 1, pertumbuhan mencapai 5,17%. Dalengan situasi ekonomi dunia yang sedang terjadi gangguan dan bergejolak maka dapat diakui, perekonomian kita membaik ," ujarnya dalam FMB9 yang diadakan di Auditorium Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Menurut Menko Darmin, faktor yang membuatnya mengatakan perekonomian membaik adalah tingkat kemiskinan yang menurun hingga mencapai angka 9,82%. Sementara, rasio gini juga dinilai membaik dalam kurun waktu 7 hingga 8 tahun terakhir, angkanya mencapai 0,389. Kemudian, tingkat pengangguran juga terlihat menurun secara konsisten hingga menjadi 5,13%. Tak hanya itu, inflasi pun dapat dikendalikan oleh pemerintah.

"Tingkat inflasi dapat dikendalikan, dulu inflasi double digit, dan dalam periode 4 tahun terakhir kinerjanya jauh lebih stabil, yaitu angkanya 3,5%. Pemerintah mampu mewujudkan inflasi rendah di sekitar kita," jelas Darmin.

Menteri Darmin juga menilai, kinerja fiskal semakin menguat setelah mengalami kelemahan pada 2-3 tahun lalu.  Penguatan tersebut dapat dilihat dari kegiatan ekonomi sektor riil.

"Kita terus membangun infrastruktur. Ada banyak mengkritik utang jaman pemerintahan ini angkanya tinggi. Tapi kini dibarengi pertumbuhan ekonomi yang stabil," ujar Menko Darmin.

Sementara bila diukur dari indeks ketahanan pangan, Indonesia juga mencapai indeks yang terbilang baik pada indeks elektablitasi, yakni mencapai  97,50%. Namun, menurut data, indeks ketahanan pangan Indonesia  masih kalah dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Sebab sejak 2016 indeks berada di angka 71, kemudian menurun menjadi 69 bahkan kemudian mencapai 65. Untuk sekarang, angkanya sendiri adalah 63,6. Meskipun begitu kita harus lihat dari indeks elektablitasi juga," katanya.

Menko Darmin juga menjelaskan perbedaan strategi pembangunan Jokowi-JK dengan pemerintahan sebelumnya. Ia berujar, pemerintah yang sekarang mampu menjaga keseimbangan antara supply dan demand. Supply dalam urusan pembangunan infrastruktur, sedangkan demand dalam urusan moneter dan fiskal.

"Apa manfaatnya menjaga supply dan demand seimbang? Kita sebenarnya ada pada satu titik kita siap melakukan transformasi ekonomi tanpa harus melakukan perpindahan orang dari pertanian ke industri," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: