Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemendikbud Beberkan Capaian Program Kerja Selama 4 Tahun

Kemendikbud Beberkan Capaian Program Kerja Selama 4 Tahun Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan beberapa program untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Pada Selasa (23/10/2018), pihak Kemendikbud melaporkan perkembangan dan capaian program-programnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Auditorium Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memaparkan capaian dari salah satu program unggulan Kabinet Kerja, yakni Indonesia Pintar. Program tersebut digelar untuk memperluas akses peserta didik agar mendapatkan pendidikan, baik secara formal atau pun nonformal.

"Pada 2015, pada tingkat SD terdapat 10,8 juta anak yang menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), sedangkan pada 2016 bertambah menjadi 10,9 juta. Kemudian pada 2017, berubah menjadi 10,4 juta. Sementara pada 2018 ada sebanyak 7 juta penerima," jelas Muhadjir pada awal pemaparannya.

Ia menambahkan, pada November mendatang akan kembali dilakukan pembagian untuk tahap ketiga KIP di tahun ini. Sampai saat ini, dana KIP sebesar Rp35.740.676.660.000 sudah berhasil disalurkan. 

"Fokus penyalurannya berubah, dari bentuk kartu biasa menjadi kartu yang bisa digunakan sebagai ATM, sehingga dapat diambil sesuai kebutuhan pemegang kartu. Kini sekitar 70% transaksi berbentuk cahsless," tambah Muhadjir.

Selain Indonesia Pintar, Kemendikbud memiliki program Penguatan Pendidikan Karakter sebagai salah satu amanat Nawacita. Mendikbud mengatakan, program tersebut dibuat untuk membangun nilai budi pekerti dalam diri para siswa.

Ia pun mengungkapkan, "Saat ini, sudah ada 218.989 sekolah yang menerapkan praktik dari program itu."

Selain penanaman budi pekerti pada siswa, Kemendikbud melaksanakan program yang dapat meningkatkan kualitas guru. Ia berkata, telah dilaksanakan sertifikasi jenjang profesi pada 1.726 guru di seluruh Indonesia. 

"Guru-guru yang telah mengikuti sertifikasi itu telah mendapat sertifikat," katanya.

Program untuk memajukan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) juga tak luput dari pemaparan Mendikbud. Menurutnya, program Guru Garis Depan (GGD) akan dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan guru di wilayah 3T.

Muhadjir mengatakan, "Terdapat penurunan jumlah penderita buta aksara. Pada 2015, jumlahnya mencapai 3,56%. Namun, pada 2017 berkurang menjadi 2,07%."

Upaya-upaya untuk mengurangi jumlah penderita buta aksara sendiri, antara lain mendukung gerakan literasi, mengadakan donasi buku, menggerakan program belajar di desa, dan membangun taman bacaan. Upaya tersebut termasuk ke dalam strategi pemerintah dalam memerangi buta aksara.

Setelah itu, ada pula sistem zonasi dan revitalisasi SMK yang memiliki tujuan masing-masing. Sistem zonasi ditujukan untuk menciptakan pemerataan pendidikan yang berkualitas. Sedangkan revitalisasi SMK untuk meningkatkan kerja sama mereka dengan pihak industri dengan menjalin kemitraan bersama Kementerian Koordinasi Perekonomian.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: