Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asia Pasifik Diproyeksikan Mengalami Pertumbuhan Jumlah Penumpang Udara yang Kuat, Indonesia?

Asia Pasifik Diproyeksikan Mengalami Pertumbuhan Jumlah Penumpang Udara yang Kuat, Indonesia? Kredit Foto: Antara/R. Rekotomo
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Prakiraan pertumbuhan yang kuat untuk jumlah penumpang udara selama 20 tahun ke depan digarisbawahi oleh ekspansi cepat di kawasan Asia-Pasifik.

Dalam sebuah pernyataan, Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau International Air Transport Association  (IATA) mengatakan pihaknya mengantisipasi 3,5% tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) dalam jumlah penumpang udara global, yang dapat menggandakan jumlah penumpang menjadi 8,2 miliar pada 2037.

"Kawasan Asia-Pasifik akan mendorong pertumbuhan terbesar dengan lebih dari setengah jumlah total penumpang baru selama 20 tahun mendatang yang berasal dari pasar-pasar ini," ungkap IATA, sepeti dilansir dari The Star, Kamis (25/10/2018).

"Pertumbuhan di pasar ini didorong oleh kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang kuat, peningkatan pendapatan rumah tangga dan penduduk yang menguntungkan dan profil demografi," tambahnya.

Dikatakan rute ke, dari dan di Asia-Pasifik akan melihat tambahan 2,35 miliar penumpang tahunan pada tahun 2037 untuk ukuran pasar total 3,9 miliar penumpang. Itu mewakili CAGR 4,8%, tertinggi, diikuti oleh Afrika dan Timur Tengah.

IATA meramalkan perombakan pasar penerbangan terbesar dunia dengan China mengambil alih posisi teratas dari AS.

India akan menempati posisi ketiga sementara Indonesia akan naik enam anak tangga untuk menjadi pasar penerbangan terbesar keempat pada tahun 2030.

Thailand juga akan berada di 10 pasar teratas sementara Italia akan keluar dari peringkat.

Namun, IATA memperingatkan bahwa prospek pertumbuhan transportasi udara serta manfaat ekonominya dapat digelincirkan oleh kebijakan proteksionis pemerintah.

"Jika proteksionisme terus berkembang dalam skenario 'globalisasi terbalik', penerbangan akan terus tumbuh, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang lebih sedikit," jelasnya.

"Di bawah konektivitas lingkungan yang diliberalisasi akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja dan pertumbuhan PDB," tuturnya.

IATA menambahkan bahwa pemerintah harus bertindak sekarang untuk bekerja dengan industri dalam mengembangkan infrastruktur yang efisien untuk menangani permintaan di masa mendatang.

IATA juga menyoroti bahwa setiap ekspansi harus dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan tujuan pertumbuhan karbon-netral mulai tahun 2020.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: