Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi, Beginilah Kiat untuk Kembangkan UMKM di Era Digital

Jadi, Beginilah Kiat untuk Kembangkan UMKM di Era Digital Kredit Foto: Indonesia CSR Exhibiton (ACE) 2018
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data dari Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi, profil ekonomi Indonesia terdiri atas 93,4% UMKM, 5,1 usaha kelas menengah, dan 1% korporasi. Oleh karena itu, UMKM menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia. Pengusaha UMKM harus dapat melakukan scale up pada bisnis yang ia kelola.

Founder & Consultant Cultivate Brand, Anke Dwi Saputra, mengatakan, scale up bisa dilakukan dengan menerapkan strategi marketing melalui pemanfaatan teknologi digital. Namun, berdasarkan data dari PWC Indonesia, hanya 9% pengelola UMKM yang memahami teknologi. Hal tersebut tentu menjadi salah satu hambatan UMKM dalam melakukan pengembangan.

“Dengan pertumbuhan penjualan online sebesar 40% per tahun, tentu promosi secara online dinilai sangat penting. Sayangnya, baru 9% UMKM yang “melek” teknologi," ujar Anke dalam acara Indonesia CSR Exhibition (ICE) 2018 di Kinanti Building, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Ia pun menambahkan, dalam membuka bisnis, saat ini dibutuhkan pengetahuan teknologi dan digital agar pengembangannya dapat terus berjalan. Jika tidak ada pengembangan, bisnis akan berjalan statis dan tak mengalami kemajuan. Maka dari itu, kreativitas juga dibutuhkan dalam proses scale up UMKM.

“Modal bisnis di era digital adalah kreativitas. Dengan kreativitas, kita bisa mengembangkan usaha menjadi besar,” kata Anke.

Kreativitas tersebut juga harus diiringi dengan technology savvy, yakni membawa penjualan ke platform digital dengan strategi marketing yang telah dirancang lebih dulu. Selain itu, inovasi pada produk atau jasa yang dijual juga dibutuhkan. Terutama, bila produk yang dijual ditujukan untuk konsumen milenial karena mereka cenderung mudah penasaran sekaligus mudah bosan.

“Produk yang dijual bisa merupakan produk lama kemudian dikemas kembali. Kemasannya bisa dibuat lebih bagus dari kemasan produk aslinya. Bisa pula menciptakan produk baru yang menimbulkan rasa penasaran atau menggabungkan keduanya,” papar Anke.

Produk juga harus memiliki kualitas memukai, tetapi harga tetap terjangkau. Lebih lanjut, Anke pun menambahkan, jika memungkinkan, buatlah produk yang dapat menjadi bagian dari ekspresi atau emosi komunitas tertentu.

“Contohnya, batik Trusmi dan produk-produk kaus Yogya, mereka mewakili kebudayaan dan kota sehingga menjadi ciri khas di sana. Kalau sudah begitu kan, produknya pasti dikenal oleh konsumen,” tambah Anke.

Itulah beberapa tips yang disampaikan oleh Anke untuk mengembangkan bisnis UMKM di era digital. Pemanfaatan teknologi tak bisa dilepaskan dari pengelolaan bisnis di era yang semakin digital ini. Namun, penggunaan teknologi itu tetap harus diiringi kreativitas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: