Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengrajin Serang Permak Limbah Mebel Jadi Usaha Beromzet Ratusan Juta

Pengrajin Serang Permak Limbah Mebel Jadi Usaha Beromzet Ratusan Juta Kredit Foto: APP Sinar Mas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagi sebagian orang, limbah mebel bisa jadi tak berarti. Namun, bagi Suherman (35), limbah tersebut berpotensi menjadi emas. Ia bersama komunitas Cipta Handycraft Innovation Product (CHIP) yang dipimpinnya, berhasil mengolah limbah mebel milik PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Serang Mill (IKS), salah satu pabrik APP Sinar Mas, menjadi usaha kerajinan seni dengan omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.

Menurut Suherman, usaha kerajinan tersebut bermula di awal 2017 lalu. Saat itu, ia berkesempatan mengikuti proses pengadaan dari IKS yang sedang mencari vendor tambahan untuk mengolah kayu sisa peti kemas menjadi mebel untuk kegiatan CSR. Namun, ukuran kayu peti kemas yang besar membuat ia kesulitan membawanya ke workshop untuk diolah.

"Saya lalu menawarkan diri kepada IKS untuk mengolah kayu-kayu kecil sisa mebel yang lebih mudah untuk saya bawa ke workshop. Saya bawakan contoh kandang burung yang pernah saya buat dan ternyata itu disukai oleh tim IKS. Dari situ, tim IKS menantang saya dan teman-teman di CHIP untuk membuat kerajinan seni lain yang ternyata bisa kami penuhi," ungkap Suherman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/10/2018).

Sejak saat itu, Suherman dan rekan-rekan CHIP mendapat kepercayaan untuk mengolah kayu sisa mebel IKS menjadi berbagai macam kerajinan seni. Dengan dukungan IKS, CHIP terus berkembang dan kini mempunyai 12 anggota yang mampu memproduksi hingga ribuan barang kerajinan di setiap bulan. Barang-barang tersebut berupa gantungan kunci, miniatur kapal dan pesawat, miniatur ikon daerah, aneka lampu hias, bingkai foto, tempat tisu, piala, jam dinding, hingga tempat sauna dan booth pameran. Adapun harga jual barang bervariasi mulai dari Rp5.000 (gantungan kunci) hingga Rp30.000.000 (tempat sauna).

Suherman mengatakan, mereka telah memasarkan barang kerajinan tersebut ke Jakarta, Bogor, Bali, Bandung, Lampung, dan beberapa daerah lain. Meskipun baru dimulai sejak awal 2017 lalu, barang kerajinan produksi CHIP telah mendapat banyak apresiasi, baik dari kalangan pejabat daerah, industri, maupun kementerian.

"Bahkan karya kami mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang secara khusus memesan 200 photo on wood sebagai cendera mata untuk delegasi acara The Fourth Intergovernmental Review on Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Landbased Activities (IGR-4) di Bali pada 31 Oktober-1 November 2018," katanya.

Suherman pun mengatakan, terdapat perubahan signifikan terhadap omzet usahanya sebelum dan sesudah menerima manfaat dari IKS.

"Perbedaannya cukup tinggi, jika dulu omzet maksimal komunitas hanya berkisar Rp15.000.000 sampai Rp20.000.000 per bulan, kini bisa mencapai Rp50.000.000 hingga Rp100.000.000," bebernya.

Keberhasilan usaha CHIP berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan anggotanya yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi, seperti tukang kayu, fotografer, musisi, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga. Setiap anggota mampu mendapatkan penghasilan tambahan yang beragam, tergantung banyaknya kerajinan yang mereka hasilkan. Jika mereka rajin, penghasilannya bisa sesuai dengan UMR Banten.

Sebagai putra asli Banten, Suherman yang memiliki istri dan satu anak mengaku berkeinginan untuk mempopulerkan Banten. Oleh karena itu, hasil kerajinan yang dibuat banyak mengangkat beragam ikon Banten, seperti diorama Bendungan Lama Pamarayan, miniatur Golok Ciomas, Mercusuar Anyer, Lumbung Baduy, Benteng Kaibon, Badak Ujung Kulon, hingga Kapal Karangantu. Tak percuma, beberapa pejabat daerah Banten kini mulai melirik hasil kerajinan CHIP untuk digunakan sebagai cendera mata kegiatan pemerintah daerah.

Sebagai salah satu pilar usaha Sinar Mas yang tahun ini merayakan 80 tahun hari jadinya, APP Sinar Mas dan seluruh unit usahanya berkomitmen tumbuh bersama masyarakat di sekitarnya. Program pemberdayaan masyarakat melalui CHIP adalah salah satu wujudnya. Didukung oleh IKS, kini CHIP mempunyai beberapa kelompok binaan yang tersebar di Tangerang Selatan, Pandeglang, Rangkas Bitung, hingga Cilegon. Di Cilegon, CHIP aktif memberikan pelatihan untuk warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cilegon.

"Misi pribadi saya selanjutnya adalah memberikan manfaat kepada lebih banyak orang baik yang saya pekerjakan sendiri atau melalui workshop yang rutin kami adakan. Kami juga ingin membuat lebih banyak barang produksi dan mempunyai galeri seni yang bisa menjadi pusat tujuan oleh-oleh Banten," harap Suherman.

Suherman menyampaikan bahwa keberhasilan usaha CHIP tak akan terjadi tanpa dukungan penuh dari IKS.

"Selain mendukung bahan baku, IKS juga rutin memberikan masukan akan kualitas barang, mendukung pemasaran, hingga memfasilitasi komunikasi kami dengan pemerintah, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian. Peran penting IKS lain adalah membentuk mental kami untuk berani bersaing dengan pengrajin lain yang sudah lebih dulu mapan," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: