Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyerapan Dana KUR Tembus Rp200 Triliun

Penyerapan Dana KUR Tembus Rp200 Triliun Kredit Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Warta Ekonomi, Lebak -

Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Suparno mengatakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga kini sudah terserap Rp200 triliun untuk membantu permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

"Kami yakin dana KUR itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan," kata Suparno saat menghadiri Peringatan Hari Koperasi ke-71 Provinsi Banten yang dipusatkan di Kabupaten Lebak, Sabtu (27/10/2018).

Pelaku UMKM yang berkembang di masyarakat tentu sangat terbantu adanya penyaluran dana KUR.

Penyaluran KUR sebesar Rp200 triliun itu dikenakan bunga tujuh persen di 2018. Mereka para pelaku UMKM mendapatkan dana KUR melalui perbankan yang ditunjuk pemerintah, diantaranya bank-bank di bawah naungan BUMN.

"Bunga pengembalian KUR sebesar tujuh persen merupakan kebijakan pemerintah atas perintah Presiden kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini pelaku UMKM di Indonesia mengalami kemajuan pesat, bahkan banyak produk UMKM ekspor ke luar negeri.

Ia mencontohkan ada pelaku UMKM gula semut dan kerajinan bambu asal Kabupaten Lebak mampu ekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Keberhasilan pelaku UMKM itu,tidak lepas peran serta dana KUR yang disalurkan pemerintah.

Kementerian Koperasi dan UKM sebagai kuasa pengguna anggaran terus mengoptimalkan pembinaan-pembinaan kepada pelaku UMKM agar pengembangan usaha mereka produktif dan berkembang.

Apabila, pelaku UMKM itu berkembang maka dapat mendongrak pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.

"Kami terus mendorong agar pelaku UMKM dapat menyerap dana KUR karena bunga pengembalian relatif kecil hingga tujuh persen," katanya.

Lebih jauh ia mengatakan pelaku UMKM hingga kini tidak terkena dampakgejolak nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, karena kebanyakan mereka menggunakan bahan baku lokal.

"Kami melihat langsung pada pameran UMKM yang berlangsung di Kabupaten Lebak cukup berkembang," katanya.

Sementara itu, Anwar (55), seorang perajin gula semut warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton. Saat ini, permintaan gula semut di "Negara Kanguru" itu cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, pasar swalayan, juga produsen aneka makanan di negara itu.

Ia mengatakan tingginya permintaan pasar ekspor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda yang disponsori perusahaan eksportir dari Jakarta.

"Kami merasa bangga komoditas lokal itu bisa menembus pasar ekspor," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: