Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Minta Maluku Utara Tingkatkan Ekspor

BI Minta Maluku Utara Tingkatkan Ekspor Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Ternate -

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Maluku Utara (Malut), Dwi Tugas Waluyanto, menyatakan, perekonomian di provinsi ini bisa berpengaruh atas naiknya nilai dolar AS terhadap rupiah dengan mengurangi impor dan mendorong ekspor.

"Rupiah naik dikarenakan banyak pengaruh dari eksternal atau luar negeri dalam perang dagang antara Amerika dan Cina serta juga kenaikan suku bunga Amerika, dari hal tersebut sehingga terpengaruh di Indonesia," katanya di Ternate, Minggu (28/10/2018).

Bahkan, di beberapa hari lalu mata uang satu dollar Amerika setara Rp15.000, sehingga untuk menjadi stabil harus mengurangi Inpor dan penggunaan dollar, maka dari itu bagi masyarakat yang ingin ke luar Negeri harus di pending sementara waktu, sebab yang keluar Negeri itu kebanyakan pengusaha yang membeli ke barang-barang elektronik terutama telpon seluler.

"Barang elektronik ini yang mengakibatkan kontan inpornya tinggi sehingga menjadi kelemahan buat rupiah," katanya.

Selain itu, kedepannya harus mendorong ekspor agar komoditi yang ada semisal komoditi perikanan, pertanian, dan satunya lagi yang datanglan defisa lebih banyak adalah para wisata.

Oleh karena itu, harus didorong pariwisata yang ada di Malut untuk mendatangkan turis supaya percepatan Dollar masuk ke Indonesia.

"Kalau Dollar masuk ke Indonesia sudah banyak berarti Rupiah akan menguat, sebab, pengaruh dollar juga merambah di Malut, karena barang-barang impornya cukup banyak," katanya.

Sebelumnya, BPS Malut mencatat, nilai ekspor Provinsi Malut pada Agustus 2018 sebesar 95,05 juta dolar atau mengalami peningkatan 31,43% dibanding Juli 2018 yang senilai US$72,32 juta.

Untuk ekspor Malut pada Agustus 2018 berupa golongan barang besi dan baja (HS 72) dan bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) ke Tiongkok, Korea Selatan, dan Ukraina.

Kepala BPS Malut, Misfaruddin ketika dihubungi sebelumnya mengatakan, secara kumulatif, ekspor Malut Januari-Agustus 2018 sebesar US$434,26 juta, mengalami peningkatan 236,51% dibandingkan periode Januari-Agustus 2017 yang sebesar US$129,05 juta.

Sedangkan, untuk volume ekspor Malut Januari-Agustus 2018 sebesar 6,86 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 722,67% dibanding Januari-Agustus 2017 yang sebesar 834,17 ribu ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: