Ekspedisi Bhinneka bagi Bangsa Lahirkan Duta Perdamaian

Warta Ekonomi, Jakarta -

Anak Papua bertemu dengan Anak Aceh, bersama-sama mendaki gunung dan mendayung sampan. Mereka juga tidur dan memasak dalam satu tenda di tengah hujan dan badai. Saling menghargai dan bekerja sama harus mereka lakukan untuk menghadapi rintangan dan tantangan demi mencapai satu tujuan yang sama. 

Demikian sepenggal kisah perjalanan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa yang digelar di Outward Bound Indonesia (OBI) Eco Campus, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, 24-28 Oktober 2018. Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 pelajar SMP dan SMA dari berbagai provinsi di Indonesia, 14 orang diantaranya dari Papua. 

Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa adalah program pendidikan karakter yang digagas oleh, OBI pionir pendidikan luar ruang di Indonesia. Selama kegiatan peserta dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus dihadapi bersama-sama. Berbagai tantangan itu seperti menjelajahi alam dan mendaki Gunung Parang, dan menyeberangi Waduk Jatiluhur dengan perahu kano. 

Tantangan lainnya adalah ketika mereka dihadapkan pada perbedaan di antara mereka. Dimana peserta yang berasal dari berbagai daerah dan suku yang berbeda itu dipecah menjadi menjadi 3 kelompok, dengan nama Garuda I, Garuda II, dan Garuda III. Perbedaan juga ada pada kemampuan fisik setiap peserta yang tidak sama. 

“Dari perbedaan itu kami belajar sikap saling menghargai dan toleransi. Contohnya ketika ada salah satu anggota sedang ingin menunaikan ibadah, kami harus menunggunya, ketika ada yang ketinggalan kami harus menunggu,” ungkap Septi Khairullah (16), peserta dari Aceh, Minggu (28/10).

Manfaat penting lainnya, para peserta awalnya sebagian tidak saling mengenal itu menjadi akrab. Melaksanakan kegiatan bersama-sama selama 5 hari, membuat mereka memahami karakter peserta lain. Mereka juga diajarkan bahwa orang asing itu adalah teman yang belum dikenal, namun melalui kegiatan itu mereka bisa menjadi teman akrab. 

Kegiatan ditutup pada hari Minggu 28 Oktober 2018, bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Peserta yang mengenakan pakaian adat daerah masing-masing bersama-sama membaca naskah Sumpah Pemuda. 

Corinus Arland Suruan – External Affairs Corporate Communication  PT Freeport Indonesia, selaku salah satu sponsor meyakini, kegiatan tersebut akan membawa dampak positif bagi para peserta dan masyarakat. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun karakter saling menghargai dan bertoleransi. 

“Pengalaman ini akan berguna sampai mereka nanti mereka dewasa dan terjun ke dunia kerja yang tentu akan menemukan orang-orang yang sangat beragam. Seperti di PT Freeport yang memiliki 30 ribu karyawan yang berasal dari seluruh Indonesia,” ujar Arland. 

Sementara itu, Wendy Kusumowidagdo, Executive Director OBI mengatakan, peserta kali ini merupakan angkatan ke IV. Kegiatan yang sama sebelumnya digelar pada Agustus 2017 dengan peserta 14 orang, kedua pada Oktober 2017 dengan peserta 16 orang, ketiga pada Agustus 2018 dengan peserta 36 orang. 

Angkatan pertama dan kedua hanya berasal dari Jabodetabek dan daerah sekitar. Tapi dua angkatan berikutnya berasal dari perwakilan hampir seluruh provinsi di Indonesia, selain dari DKI dan Jawa, peserta juga berasal dari Papua, Aceh, NTT, Wulawesi, Lampung, dan Bali. 

“Bahkan untuk angkatan ketiga, di bulan Agustus 2018 pesertanya ada dari kalangan difabel,” ungkap Wendy. 

Sesuai namanya, melalui program tersebut, diharapkan peserta menjadi duta perdamaian bagi daerahnya dan Indonesia. Bagaimana melakukannya, menurut Wendy para peserta telah memiliki jawabannya sendiri. Itu seperti yang telah ditanakman selama kegiatan, seperti sikap saling menghargai dan toleransi akan perbedaan yang ada.