Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cadangan Mulai Terkikis, Bulog Beri Sinyal Impor Beras

Cadangan Mulai Terkikis, Bulog Beri Sinyal Impor Beras Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Bulog (persero) Budi Waseso terkait pernyataannya tegasnya yang menolak untuk impor beras dengan alasan stok di gudang Bulog yang tercukupi nampaknya harus menarik ucapannya. Pasalnya, Bulog tidak menutup kemungkinan opsi kembali mengimpor beras guna mengamankan stok beras dalam negeri. 

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan apabila tiga bulan ke depan operasi pasar memerlukan 5 ton beras tiap harinya, sisa cadangan beras Bulog bisa tergerus hingga tinggal 2,2 juta ton. Padahal idealnya, cadangan beras pemerintah di Bulog mencapai 2,5 juta ton atau sesuai dengan konsumsi beras 1 bulan masyarakat Indonesia.

“Bulog kan hanya sebagai operator. Analisa kebutuhannya ada dalam rakortas (rapat koordinasi terbatas). Kalau memang dibutuhkan impor atas keputusan pemerintah, Bulog juga akan melakukan tugas itu,” katanya belum lama ini.

Lanjutnya, Ia mengatakan sebenarnya cadangan beras Bulog mulai terkikis dengan meningkatnya jumlah beras untuk operasi pasar. 

Sambungnya, Ia mencatat Per harinya aliran beras Bulog untuk operasi pasar sudah mencapai kisaran 2.500 ton. 

“Sekarang sudah mulai banyak (yang harus digelontorkan). Sekarang sudah 2.500 ton per hari. Desember-Januari itu puncaknya, bisa 5-6 ribu ton per hari,” tambahnya.

Ia mengungkapkan trennya dari Oktober-Desember kebutuhan beras untuk operasi pasar berada di kisaran 5 ribu ton per hari. Bahkan kebutuhan beras untuk operasi pasar akan bertambah di awal tahun jika melihat tren yang terjadi di awal 2018 kemarin. 

Misal, Pada Januari lalu Bulog harus mengeluarkan sekitar 6 ribu ton beras tiap harinya untuk operasi pasar. Jika dirata-ratakan saja untuk tiga bulan ke depan yang dibutuhkan operasi pasar mencapai 5 ribu ton beras. Demikian, total pengurangan cadangan beras Bulog bisa mencapai 450 ribu ton. Sementara itu, hingga saat ini jumlah cadangan beras perum tersebut berada di kisaran 2,7 juta ton. Namun, sebanyak 1,8 juta tonnya berasal dari impor beras yang telah disepakati dalam rakortas sebelumnya. 

Diakui, penyerapan beras dalam negeri sendiri disebut hanya sekitar 1,5 juta ton hingga menjelang akhir Oktober ini. "Cadangan dalam pengadaan dalam negeri pun tinggal sekitar 950 ton karena telah dipakai untuk operasi pasar maupun penyaluran bencana." katanya.

Sementara itu, Pengamat pertanian dari IPB, Khudori mengamini berkurangnya cadangan beras. Tidak hanya untuk tahun ini, tren serupa pun selalu terjadi di kisaran bulan Oktober-Desember dari tahun ke tahun, untuk operasi pasar yang tujuannya 

“Supaya harga tidak makin tinggi, pemerintah salah satunya melakukan operasi pasar. Biasanya memang operasi pasar pada saat paceklik volumenya jauh lebih besar,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: