Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual Saham ke Publik, Perusahaan Ini Tawarkan Harga Rp2.800-Rp3.750 per Saham

Jual Saham ke Publik, Perusahaan Ini Tawarkan Harga Rp2.800-Rp3.750 per Saham Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA), anak perusahaan dari PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan November 2018. Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 214.285.700 lembar saham baru, atau setara dengan 30% dari modal disetor Perseroan.

Dalam Initial Public Offering (IPO) perseroan menawarkan harga dikisaran Rp2.800 dan Rp3.750 per saham. Artinya, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp599 miliar hingga Rp803,57 miliar. Perseroan pun menunjuk PT Kresna Sekuritas (Afiliasi), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi saham.

Presiden Direktur DIVA, Raymond Loho, mengatakan bahwa didukung dengan teknologi canggih, dikemas secara padat sesuai dengan kebutuhan UKM, DIVA tidak hanya akan memberdayakan UKM untuk go digital tetapi juga meningkatkan kontribusi mereka terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

“Kami percaya bahwa IPO hanya merupakan awal dariapa yang DIVA dapat lakukan untuk memberdayakan UKM Indonesia untuk bersaing dalam ekonomi digital yang sekarang kita tuju. Hingga Mei 2018, Perseroan berhasil mencetak laba bersih Rp3,3 miliar, mengalami lonjakan 280,1% yoy dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Melalui IPO ini, kami berharap kinerja pertumbuhan eksponensial ini dapat terus kami pertahankan di masa mendatang,” ucapnya, di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

DIVA memandang IPO sebagai strategi penting dalam mewujudkan rencananya, Perseroan berencana untuk menggunakan 55% dari hasil IPO untuk modal kerja, 40% untuk belanja modal, dan 5% sisanya akan diarahkan ke investasi dalam Sumber Daya Manusia.

Pasalnya, sebagai ‘digital business converter and accelerator’, DIVA bertujuan untuk memodernisasi 56,6 juta pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang saat ini beroperasidi Indonesia, memberdayakan mereka dengan teknologi dan berbagai produk inovatif, dan menyelaraskanstrategi mereka dengan visi Perseroan yang menempatkan UKM sebagai "pusat kekuatan" ekonomi digital Indonesia.

Melalui platform digitalnya, "DIVA Smart Outlet" (SO) dan "DIVA Intelligent Instant Messaging" (IIM), Perseroan memperkenalkan open infrastructure, platform plug and play yang diberdayakan dengan kemampuan distribusi multi-produk dan multi-channel untuk mendukung para retailers atau distributor dalammengelola bisnis mereka. DIVA SO adalah perangkat multi-payment terpadu yang dapat memproses berbagaiopsi pembayaran tunai dan non-tunai sebagai "point-of-sale" (POS), dan menawarkan berbagai varian produk digital.

Sementara, DIVA IIM adalah sistem platform terintegrasi, yang didukung oleh teknologi chatbot dan Artificial Intelligence (AI) termutakhir, yang memanfaatkan berbagai aplikasi Instant Messaging populer seperti WhatsApp, Telegram, dan LINE.

Dengan hampir 17.000 UKM yang saat ini terhubung dengan DIVA, Perseroan menawarkan produk paket bundling, melalui kolaborasi dengan berbagai industri. Melalui platform DIVA, visi Perseroan diterjemahkan lewat DBA (DIVA Business Architecture) untuk memberdayakan para agen telekomunikasi, perjalanandan branchless banking, termasuk UKM, dan mengkonversi mereka dari model distribusi produk dan channel tunggal menuju model distribusi multi-produk/multi-channel.

Dian Kurniadi, Direktur DIVA, menyatakan, jika kemajuan dan inovasi teknologi saat ini telah mendisrupsi kehidupan dan meningkatkan ekonomi digital, namun UKM Indonesia belum sepenuhnya menggunakan digital. Dengan 56,6 juta UKM yang ada, hanya 8 Juta UKM yang ditargetkan untuk terdigitalisasi pada tahun 2020, belum lagi rendahnya tingkat inklusi keuangan di mana pemerintah bertujuan untuk mendorong 75% dari populasi Indonesia menjadi populasi dengan akses perbankan pada tahun 2019.

Menurutnya perseroan telah membangun platform ekosistem dan infrastruktur untuk mengakomodasi sisi distribusi maupun sisi pelanggan dengan ekosistem B2B2C, yang memanfaatkan teknologi mutakhir dan pengalaman yang dimiliki dalam bidang telekomunikasi, perbankan, dan tour perjalanan.

“Kami percaya bahwaDIVA bergerak ke arah yang tepat untuk mengkonversidan mengakselerasi UKM Indonesia menjadi apa yang disebut dengan ‘pasukan digital ekonomi Indonesia’. Dengan teknologi dan platform digital yang kami miliki, kami percaya bahwa kami akan membuka potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pertumbuhaneksponensial bagi ekonomi Indonesia melalui UKM,” ujarnya.

Managing Director KREN, Suryandy Jahja, menyebutkan bila DIVA adalah perpanjangan tangan dari minat Perseroan untuk terus meningkatkan dan memperkuat potensi UKM Indonesia untuk go digital. Dengan mendigitalisasi UKM Indonesia, menurut riset yang dilakukan oleh Deloitte, akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomiIndonesia sebesar 2%.

KREN melihat DIVA sebagai titik penting yang akan memberdayakan dan mempercepatproses yang ada. Melalui platform plug and play dan kemampuan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan, DIVA adalah mata rantai yang belum KREN miliki sebagai digital business integrator untuk memanfaatkanpotensi besar di sektor UKM Indonesia dan memperkuat ekosistem digital KREN di sektor ini.

“Dengan open infrastructure yang dibangun pada platform DIVA, akan ada banyak hal besar yang akan datang, danketerlibatan KREN melalui DIVA hanyalah sebuah permulaan,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: