Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Pendapatan Tumbuh, Laba Bersih Intiland Anjlok 47%

Meski Pendapatan Tumbuh, Laba Bersih Intiland Anjlok 47% Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) dalam periode sembilan bulan tahun 2018 laba bersih perseroan tercatat mencapai Rp123 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp233 miliar.

Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp719 miliar atau meningkat tipis dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp706 miliar. Dimana, laba usaha sebesar Rp202,1 miliar atau turun 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Padahal, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,4 triliun, atau meningkat 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp1,7 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan peningkatan pendapatan usaha salah satunya ditopang oleh adanya pengakuan dari penjualan tanah yang masuk kategori bukan bisnis inti. Penjualan tanah ini tercatat di segmen pengembangan kawasan perumahan. Kontributor lainnya pada segmen ini antara lain berasal dari sejumlah proyek perumahan seperti Serenia Hills Jakarta, Graha Famili dan Graha Natura Surabaya, Talaga Bestari dan Magnolia Residence di Tangerang.

“Pengembangan kawasan perumahan mampu memberikan kontribusi Rp1,2 trilun atau sekitar 50% dari keseluruhan pendapatan usaha. Kalau dibandingkan tahun lalu, pendapatan usaha di segmen ini naik 255%,” ungkap Archied di Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Segmen pengembangan mixed-use & high rise mencatatkan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp729,1 miliar atau 30% dari keseluruhan. Sementara dari segmen pengembangan kawasan industri yang berasal dari penjualan lahan di Ngoro Industrial Park di Mojokerto, perseroan memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp54,7 miliar, atau 2% dari keseluruhan.

Segmen properti investasi perseroan yang merupakan sumber pendapatan berkelanjutan (recurring income) mencatatkan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp430,6 miliar atau 18% dari keseluruhan. Nilai pendapatan ini meningkat 24,5% dari pencapaian pada periode sembilan bulan tahun 2017 sebesar Rp345,9 miliar.

Archied menjelaskan meningkatnya pendapatan dari segmen properti investasi terutama ditopang oleh naiknya pendapatan sewa ruang perkantoran, seperti South Quarter dan Intiland Tower. Selain dari penyewaan ruang perkantoran, pendapatan dari segmen ini berasal dari penyewaan ruang ritel, pergudangan, serta pengelolaan klub olahraga dan lapangan golf.

Recurring income sebagian besar bersumber dari pengelolaan sarana dan prasarana, perkantoran, dan kawasan industri,” ujarnya lebih lanjut.

Ditinjau berdasarkan tipe sumber pendapatan usahanya, pendapatan pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp2 triliun atau mencapai 82% dari keseluruhan. Sisanya berasal dari segmen recurring income yang tercatat sebesar Rp430,6 miliar atau memberikan kontribusi sekitar 18%.

“Secara keseluruhan kinerja pendapatan usaha tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Banyak proyek yang masuk tahap penyelesaian, sehingga hasil penjualan bisa sepenuhnya dibukukan sebagai pendapatan,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: