Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Korban JT 610 Berhasil Diidentifikasi, Bagaimana Cara Kerja Inafis?

Satu Korban JT 610 Berhasil Diidentifikasi, Bagaimana Cara Kerja Inafis? Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satu korban kecelakaan Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berhasil teridentifikasi oleh tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Identifikasi TKP (Inafis) Polri.

"Hari ini kita bisa mengidentifikasi satu korban dengan berdasarkan pengujian dari data post mortem primer yaitu sidik jari dan berdasarkan sidang rekonsiliasi," kata Kapusdokkes Mabes Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018) 

Menurut Pusat Inafis Brigjen Pol Hudi Suryanto mengatakan korban yang teridentifikasi tersebut adalah mahasiswi bernama Jannatun Cintya Dewi kelahiran Sidoarjo 12 September 1994 beralamat di Dusun Prumpon RT001/RW001 Kecamatan Sukodono Jawa Timur yang merupakan anak ketiga dari Ibu Surtiyem dan Bambang Supriyadi.

Hudi menyebut identifikasi korban tersebut adalah hasil dari pemeriksaan 24 kantung jenazah hari pertama pada Senin (29/10) yang datang ke Instalasi Forensik, Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto. Identitas korban tersebut, kata Hudi, adalah bagian tubuh tangan kanan dengan lima jari lengkap, kemudian menyambung bagian tubuh dada atas sampai perut menjadi satu bagian tidak terpisahkan.

Dari potongan tubuh korban tersebut, tim Inafis mencocokan sidik jari tangan kanan dengan sidik jari izasah kiri yang memiliki kecocokan 12 atau lebih titik satu jari antara tangan kanan dan tangan kiri dipastikan identitas yang identik.

"Dari kelima jari tersebut jari telunjuk dan kelingkingnya keadaannya cukup baik, ini yang kami periksa. Lalu kami cocokan dengan data antemortem sidik jari lengkap 10 jari dan data yang menyebut kebiasaan korban memakai cincin yang khas di jari tengah tangan kanan. Ini juga yang menjadi keyakinan kami," ungkap Hudi.

Keyakinan tersebut, ujar Hudi, karena tidak satupun dari minimal 100 juta orang di dunia yang memiliki sidik jari sama.

"Ini sudah teruji secara internasional sehingga kami meyakini identitas tersebut benar," ucap Hudi.

Data-data tersebut, selanjutnya disandingkan dengan data Kartu Keluarga, yang menyebutkan adalah anak ketiga dari pasangan Surtiyem dan Bambang Supriyadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: