Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Desak Kolaborasi Hadapi Tantangan Global

BI Desak Kolaborasi Hadapi Tantangan Global Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Bank Indonesia (BI) mengajak para regulator dan lembaga terkait untuk berkolaborasi dan memperkuat sinergi guna menghadapi tantangan gejolak ekonomi global yang semakin meningkat.

Berkaca pada pidato Wakil Presiden AS, Mark Pence, awal Oktober lalu, tersirat bahwa (gejolak ekonomi global) yang akan datang bukan sekadar layaknya “winter (musim dingin)” tapi lebih hebat lagi yaitu “storm (badai salju)”.

Hal ini dipicu oleh permasalahan AS dan China ternyata lebih luas dari sekadar perang dagang, tapi terkait rivalitas, dan kehormatan antara kedua negara tersebut. Jika ini akar masalahnya, maka tensi perang dagang akan berlansung panjang.

"Padahal disisi lain, proses normalisasi kebijakan moneter di AS akan terus berlanjut. Tahun ini mungkin masih ada satu lagi kenaikan Fed Fund Rate, sementara tahun depan tampaknya masih ada dua atau tiga kali kenaikan Fed Fund Rate," ujar Asisten Gubernur BI Filianingsih Hendarta di Medan, Kamis (01/11/2018).

Jika hal ini yang terjadi maka permasalahan yang akan dihadapi ke depan tidak akan dapat diselesaikan jika BI atau LPS bekerja sendiri-sendiri.

"Tantangan ini hanya dapat kita lewati jika ada semangat kolaborasi antar lembaga dan bekerja tidak secara business as usual," papar Filianingsih.

Oleh sebab itu kerjasama antara lembaga perlu dilakukan secara komprehensif dan bersinergi agar masing-masing lembaga dapat menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan fungsi, tugas dan kewenangan masing-masing.

"Kami memandang sosialisasi dan peningkatan pemahaman dari para stakeholder terhadap desain pengaturan dan peranan masing-masing Otoritas dalam memelihara stabilitas sistem keuangan menjadi penting. Dengan adanya pemahaman yang baik diantara stakeholder sistem keuangan, diharapkan dapat menimbulkan sinergi dan meningkatkan efektifitas setiap kebijakan yang diambil oleh masing-masing Otoritas," jelas Filianingsih

Sejauh ini berbagai reform di sektor keuangan telah dilakukan sejalan dengan agenda reformasi sektor keuangan global yang menjadikan sektor keuangan Indonesia saat ini dalam kondisi yang kuat.

Berkaitan dengan hal tersebut BI telah mengeluarkan beberapa kebijakan di bidang moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran antara lain penyesuaian suku bunga acuan, menerbitkan ketentuan suku bunga acuan pasar uang antar bank (JIBOR dan INDONIA) sebagai upaya mendorong terciptanya pasar uang yang likuid dan dalam, serta memberlakukan transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dalam rangka pendalaman pasar valas.

Dalam bidang makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, BI mengeluarkan kebijakan antara lain terkait Loan To Value Kredit Perumahan dan pemberlakuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Namun hal ini belum cukup apabila tidak ikuti oleh kolaborasi dan sinergi yang kuat antar lembaga/otoritas dan stakeholder terkait.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: