Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Prabowo, Ribuan Orang Turun ke Jalan Teriakan 'Save Tampang Boyolali'

Gara-gara Prabowo, Ribuan Orang Turun ke Jalan Teriakan 'Save Tampang Boyolali' Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Boyolali -

Puluhan ribu orang warga tergabung dalam Forum Boyolali Bermartabat melakukan aksi turun ke jalan-jalan, Minggu, memprotes keras dengan berorasi "Save Tampang Boyolali", terkait pidato Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto.

Puluhan ribu warga itu melakukan aksi protes dilakukan pada beberapa titik dan juga membawa beberapa poster yang intinya memprotes pidato Prabowo Subianto yang dinilai melecehkan warga Boyolali, di Bundaran Simpang Lima Patung Kuda Boyolali, Tugu Susu Murni, dan Gedung Mahesa Dome Boyolali.

Bahkan, sejumlah warga selain mengendarai sepeda motor keliling kota, juga dengan membawa bendera merah putih dengan ukuran raksasa yakni sekitar 50x20 meter di bawah sambil berorasi "Save Tampang Boyolali". Menurut Bupati Boyolali Seno Samodro dapat dilihat sendiri puluhan ribu warga Boyolali menggelar kegiatan Forum Boyolali Bermartabat.

Mereka banyak menyampaikan aspirasi yang merasa kecewa dan memprotes keras terkait pernyataan Prabowo Subianto soal tampang masyarakat Boyolali yang tidak pantas masuk hotel mewah. "Kami mendengar banyak aspirasi masyarakat yang menanggapi sebagai reaksi pidato Prabowo Subianto yang dinilai telah mengejek warga Boyolali. Warga sangat kecewa dengan pernyataan calon Presiden Nonor urut 2 itu," kata Bupati.

Kendari demikian, Bupati mengingatkan warganya mempersilakan melakukan akspresinya dan orasi bagaimana bentuknya, tetapi jangan sampai menggunakan kesempatan ini, dengan cara anarkis.

Pihaknya juga mengingatkan warga jangan menjelek-jelekkan orang lain, karena warga telah bernjanji bermartabat.

Menurut Ketua DPRD Boyolali S Paryanto kegiatan warga Boyolali melakukan aksi protes atas pidato Prabowo Subianto yang secara tidak langsung dinilai melecehkan masyarakat Boyolali murni secara spontan. Kegiatan tersebut, kata Paryanto, murni dari gerakan masyarakat, sehingga pihaknya hanya ikut mendorong untuk bersama-sama dan tidak ada muatan apa pun dari seluruh elemen masyarakat yang tersebar pada 19 kecamatan di Boyolali.

"Prabowo harus meminta maaf kepada warga Boyolali, karena masyarakat banyak yang berhasil di Jakarta dan luar negeri. Hal ini murni dari masyarakat dan kami ikut solidaritas masyarakat," katanya.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Boyolali Seno Kusumoharjo, Boyolali merupakan kota yang tenang, aman, bersahaja, dan menyimpan prestasi perkembangan yang luar biasa dalam waktu 10 tahun terakhir. Pada era awal reformasi 1998 hingga 2000, kata Seno Kusumoharjo, warga Boyolali yang ada di Jakarta masih malu-malu menyebut berasal dari daerah ini. Mereka jika ditanya mengaku berasal dari Solo.

Namun, Boyolali beberapa tahun terakhir ini, terus berkembang menggeliat, banyak pembangunan dan kemajuan ekonomi sangat pesat, sehingga warga sekarang jika ditanya dengan bangga berasal dari Boyolali.

"Boyolali itu, artinya tidak pernah berubah, kota yang tenang, bersahaja dan sekarang mampu membangun dirinya, dan bisa merasakan kebanggaan akan tanah tumpah darah Kabupaten Boyolali. Boyolali di wilayah Solo Raya sekarang tidak dapat disepelekan," kata Seno Kusumoharjo.

Warga sangat kecewa dan protes keras soal warga Boyolali dibilang jika masuk ke hotel mewah akan diusir karena tidak pantas. Video yang melecehkan warga Boyolali itu, menjadi viral hingga sekarang. Karena itu, warga Boyolali kemudian melakukan protes turun ke jalan-jalan, dan sekitar 20.000 orang lebih hadir menyatakan pernyataan itu, sebuah bentuk pelecehan terhadap warga Boyolali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: