Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Industri Pasar Modal Sulsel Tumbuh Sangat Tinggi

OJK: Industri Pasar Modal Sulsel Tumbuh Sangat Tinggi Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Makassar -

Industri pasar modal di Sulsel hingga periode September 2018 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Industri pasar modal di pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia bertumbuh sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa variabel, mulai dari jumlah investor hingga nilai transaksi saham yang meningkat signifikan. 

Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Kantor Regional 6 OJK Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Andi Muhammad Yusuf, mengungkapkan pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Sulsel bahkan menembus 61,36% menjadi 25.213 investor. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada investor reksadana, disusul investor saham dan investor surat berharga negara atau SBN. 

"Jumlah investor pasar modal di Sulsel mencapai 25.213 investor, tumbuh signifikan 61,36% (yoy). Pertumbuhan sangat tinggi pada investor reksadana 90,99% dengan investor sebanyak 10.493, disusul investor saham yang tumbuh 47,95% dengan 12.284 investor dan investor Surat Berharga Negara (SBN) yang tumbuh 33,26% yoy dengan investor mencapai 2.436," kata dia, Senin (5/11/2018). 

Pertumbuhan nilai transaksi bahkan mencapai 76,63% (yoy) menjadi Rp9,07 triliun hingga September 2018. Bila dibandingkan periode 2016-2017, pertumbuhan pada periode tahun ini sangat signifikan. Rentang 2016-2017, OJK mencatat pertumbuhan transaksi saham hanya 1,87% dari Rp6,82 triliun menjadi Rp6,94 triliun. 

"Industri pasar modal Sulsel tumbuh sangat tinggi. Tercatat transaksi saham di Sulsel hingga September 2018 bahkan mencapai Rp9,07 triliun, tumbuh 76,63% (yoy)," ucapnya.

Tidak hanya industri pasar modal yang bertumbuh signifikan, OJK mencatat industri keuangan non-bank atau IKNB juga tumbuh tinggi. Pada industri ini, total aset dana pensiun tumbuh 4,80% (yoy) menjadi Rp955,17 miliar. Selanjutnya, total aset lembaga pembiayaan ekspor tumbuh 37,87% menjadi Rp1,96 triliun; total aset perusahaan modal ventura tumbuh 35,81% menjadi Rp60,39 miliar. 

"Adapun piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 5,42% menjadi Rp12,63 triliun dan pinjaman yang disalurkan perusahaan pergadaian tumbuh 8,52% menjadi Rp3,28 triliun," pungkasnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: