Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atalia: Kerajinan Jabar Butuh Karakter

Atalia: Kerajinan Jabar Butuh Karakter Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya mengatakan, wilayah kriya tangan di Jawa Barat memiliki kualitas yang cukup baik dari segi eksplorasi material, teknik pengerjaan, maupun kreativitas para perajinnya.

"Kerajinan Jawa Barat yang beragam dan kaya, namun masih perlu mencari ke-khasan yang dapat membangun karakter Jawa Barat secara khusus," Kata Atalia kepada wartawan di Bandung, Senin (5/11/2018).

Untuk itu, perlu diselenggarakan sebuah lomba desain cenderamata khas Jawa Barat yang diharapkan dapat membuka khasanah baru dibidang  kerajinan Jawa Barat yang memiliki kekhasan dalam wujud produk dan visualnya.

Istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini mengungkapkan dengan kearifan budaya lokal Jawa Barat, diharapkan pemenang dari lomba dapat menghasilkan jenis cinderamata khas Jawa Barat yang dapat menjadi buah tangan bagi di berbagai objek wisata, bandara, galeri seni, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat strategis lainnya. 

"Pendaftaran lomba sudah mulai dibuka sejak tanggal 28 Oktober sampai dengan 27 November. Para pemenang lomba akan mendapatkan total hadiah sebesar Rp45 juta untuk tiga orang pemenang," katanya.

Terkait Lomba Rebranding, atau Penamaan Gedung dan Produk Khas Jawa Barat, Ketua Dekranasda menyebutkan bahwa pemberian nama pada bangunan-bangunan institusi, seperti gedung-gedung area publik, di kampus perguruan tinggi, ruang kuliah, ruang laboratorium, dan lain-lain, penting sebagai penanda identitas sekaligus penguatan visi dan misi institusi.

"Pemilihan nama juga tidak bisa asal-asalan, karena harus mampu mewadahi seluruh harapan, keinginan, permohonan, amanat dan lain-lain," ujarnya.

Dia memandang, suatu ruang publik merupakan etalase bagi produk kriya tangan Jawa Barat sangat penting untuk mendukung program pemerintah, diantaranya sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha kerajinan Jawa Barat. Pasalnya, geliat dan dinamika dalam sektor pariwisata, gastronomi, serta kegiatan seni dan budaya dapat mengakses dan berkolaborasi dengan produk kriya tangan Jawa Barat yang sudah tersohor dalam satu tempat terpadu.

Berdasarkan hal tersebut, lanjut Atalia, maka perlu dilakukan suatu kegiatan untuk menemukan dan membangkitkan fungsi estetik ruang ”publik” Gedung Dewan Kerajinan Nasional-Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, yaitu dengan mengadakan sayembara rebranding penamaan gedung  Dekranasda dan juga produk khas provinsi Jawa Barat.

Ibu Cinta sapaan Atalia berharap, dengan penamaan baru bagi Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat, diharapkan akan mempromosikan dan memaksimalkan fungsi gedung sebagai tempat (Placemaking) yang memiliki pendekatan multifaceted untuk perencanaan, kriya, desain, manajemen ruang publik, aset, inspirasi, dan potensi produk kerajinan khas Jawa Barat. 

"Untuk sayembara ini, pendaftaran lomba dibuka mulai tanggal 28 Oktober sampai dengan 27 November. Pemenang lomba akan mendapatkan uang tunai sebesar 25 juta rupiah untuk satu orang pemenang. Informasi dan syarat pendaftaran lebih lanjut dapat diperoleh di Instagram Dekranasda Jabar (@jabardekranasda) atau melalui tautan, bit.ly/namagedungdekranasdajabar," jelasnya.

Adapun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Jawa Barat, Arifin Soedjayana, mengungkap, sejak kepengurusan baru, sesuai harapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Dekranasda Jabar akan "ngabret". Artinya akan banyak program, dan target yang dikejar.

Arifin berharap, keberadaan Dekranasda, dapat mengembangkan pengrajin di Jawa Barat lebih berjaya, lagu terangkat martabatnya, dan bahkan hingga "go internasional".

"Baru dilantik, sudah ada 'seabreg' kegiatan yang dilakukan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: