Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Mengatasi 'Bad Bos'

Cara Mengatasi 'Bad Bos' Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bos yang buruk adalah salah satu keluhan paling umum yang dimiliki tenaga kerja global. Anda mungkin memiliki kantor yang berlokasi strategis, gaji yang bagus, jam kerja yang fleksibel, dan rekan kerja yang luar biasa, tetapi bos yang buruk dapat membuat Anda mempertimbangkan untuk memberikan semuanya untuk mencari peluang baru.

Bahkan, jajak pendapat Gallup baru-baru ini tentang lebih dari 1 juta pekerja AS yang dipekerjakan menemukan bos atau manajer yang buruk menjadi alasan nomor satu orang meninggalkan pekerjaan mereka. Para peneliti menemukan bahwa 75 persen pekerja yang secara sukarela meninggalkan pekerjaan mereka melakukannya karena bos mereka dan bukan posisi itu sendiri.

Meskipun ini tampaknya merupakan reaksi yang paling umum, mungkin ada alternatif di tangan. Alih-alih melepaskan pekerjaan yang Anda inginkan, sains merekomendasikan mencari tahu cara mengelola bos yang buruk dengan lebih baik.

Apa yang Membuat Seorang Bos Buruk?

Penelitian terbaru yang diterbitkan di Frontiers in Psychology sebagai koleksi artikel khusus di sisi gelap kepemimpinan pada Oktober 2018 mengklaim untuk membantu organisasi mengidentifikasi pemimpin yang berpotensi bermasalah untuk mengurangi efek negatifnya.

Penelitian mereka menggunakan berbagai teknik untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri bos dan karyawan berinteraksi satu sama lain. Mereka menemukan bahwa karakteristik yang berbeda bergabung untuk menghasilkan hasil yang berbeda. Menurut mereka, ketidakjujuran, ketidakpuasan, dan kecerobohan adalah tiga kualitas negatif utama yang ditunjukkan oleh bos yang buruk, yang dapat digabungkan untuk menghasilkan konsekuensi negatif yang serius bagi karyawan termasuk ketidakhadiran, perputaran, stres, dan kinerja yang buruk.

Apa yang Harus Anda Lakukan?

Akuntabilitas yang dirasakan, transparansi organisasi, dan nilai-nilai seperti kepercayaan, rasa hormat dan dukungan dapat mengimbangi beberapa efek negatif yang mungkin dimiliki beberapa individu pada keseluruhan organisasi.

Pilihan lain adalah mengidentifikasi individu dengan sifat-sifat gelap sebelum mempekerjakan mereka. Ketekunan diperlukan dalam tahap perekrutan dan pemilihan awal, ketika kandidat dengan sifat-sifat gelap dapat berusaha untuk mengendalikan proses.

Wawancara terstruktur, sampel kerja, dan fokus pada tindakan dan perasaan dapat membantu untuk melihat ketidakkonsistenan. Memeriksa fakta melalui informasi dari majikan sebelumnya adalah suatu keharusan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: