Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekonomian DKI Jakarta Tumbuh 6,41%

Perekonomian DKI Jakarta Tumbuh 6,41% Kredit Foto: Kumairoh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah sempat melambat pada triwulan sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta kembali meningkat pada triwulan III 2018. Ekonomi DKI Jakarta pada triwulan ini tumbuh mencapai 6,41% year on year (yoy) dan sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini menandai masih positifnya prospek kinerja perekonomian.

Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Trisno Nugroho, mengatakan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan III 2018 terutama ditopang oleh membaiknya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang salah satunya disumbang oleh progress pembangunan jalur MRT dan LRT di Ibu Kota, serta datangnya beberapa set rangkaian keretanya secara bertahap selama triwulan III.

"Di sisi lain, semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden tahun 2019 berdampak pada semakin intensifnya kegiatan-kegiatan konsolidasi partai politik, sehingga turut mendorong konsumsi Lembaga Non Publik yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," ujar Trisno dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Lebih lanjut, Trisno meneruskan, konsumsi pemerintah juga mencatat kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

"Hal tersebut didorong semakin dekatnya akhir tahun dan periode tutup buku, sehingga realisasi dan penyerapan anggaran lebih terakselerasi dibandingkan dengan paruh pertama pada tahun berjalan," ujar Trisno.

Namun, Trisno menambahkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III tidak setinggi triwulan sebelumnya.

"Hal tersebut disebabkan normalisasi belanja masyarakat setelah melakukan konsumsi yang cukup banyak pada triwulan sebelumnya, khususnya pada masa puasa, Idul Fitri, serta masa libur tahun ajaran," Trisno menambahkan.

Sementara, pada sisi lapangan usaha (LU), penyelenggaraan Asian Games 2018 pada bulan Agustus hingga September lalu cukup memberikan dorongan yang positif pada LU Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan capaian pertumbuhan yang masih relatif tinggi, yaitu mencapai 6,55% (yoy).

"Pertumbuhan sektor perdagangan yang masih dapat dikatakan tinggi tersebut tidak terlepas dari peran para atlet dan kontingen peserta Asian Games yang membelanjakan uangnya di Ibu Kota, serta besarnya animo masyarakat dalam membeli pernak-pernik khas Asian Games," ungkapnya.

Lebih lanjut, sejalan dengan pertumbuhan positif pada investasi bangunan dan terus berlanjutnya progress pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta, LU Konstruksi mencatat pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat berdampak pada tertahannya pertumbuhan LU Industri Pengolahan sehingga tidak dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Pelaku usaha masih berhati-hati untuk meningkatkan volume usahanya sambil terus mengikuti perkembangan kemampuan daya serap masyarakat," pungkas Trisno.

Kinerja pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2018 menunjukkan masih positifnya prospek ekonomi Jakarta. Oleh karena itu Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Jakarta masih mampu tumbuh relatif tinggi pada triwulan berikutnya. Dengan mempertimbangkan capaian kinerja sejak awal tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Jakarta untuk keseluruhan tahun 2018 diperkirakan relatif stabil dibandingkan dengan kinerja tahun 2017, dengan level masih di atas perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai informasi, investasi akan menjadi salah satu sumber dorongan pertumbuhan ekonomi, melalui pembangunan infrastruktur yang akan kembali menggeliat pada triwulan akhir tahun ini, antara lain rangkaian pembangunan jalur MRT fase kedua yang menurut rencana akan dimulai pada akhir tahun ini, pembangunan enam ruas tol dalam kota, serta terus berjalannya proses pembangunan jalur LRT. Sisi konsumsi juga akan menjadi faktor utama yang akan mendorong perekonomian di penghujung tahun 2018, khususnya pada meningkatnya konsumsi rumah tangga yang dipengaruhi oleh momen libur akhir tahun, serta pada konsumsi pemerintah dalam rangka optimalisasi penyerapan anggaran dan pemenuhan target program kerja selama tahun berjalan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: