Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Gandeng Enam PTN Garap Mobil Listrik

Pemerintah Gandeng Enam PTN Garap Mobil Listrik Kredit Foto: Audy Alwi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian menggandeng enam perguruan tinggi negeri dalam pengembangan mobil listrik. Keenam perguruan tinggi tersebut antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM),Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut TeknologiSepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana.

Dari hasil studi dan riset yang didorong oleh Kementerian Perindustrian dengan menggandeng Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi serta industri otomotif itu ditemukan bahwa mobil listrik dinilai mampu menghemat energi hingga 80% dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

“Berdasarkan penelitian, rata-rata mobil listrik jenis hybrid itu bisa hemat 50%, sedangkan yang plug-in hybrid bisa lebih hemat lagi hingga 75-80%,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Selasa (6/11/2018).

Ketua Umum Partai Golkar itu berpendapat penggunaan mobil listrik ini bisa menghemat BBM hingga dua kali lipat dibanding saat memakai bahan bakar B20.

“Kalau program B20 saja sudah bisa menghemat sekitar 6 juta kiloliter BBM, maka dengan hybrid atau plug-in hybrid akan ada dua kali penghematan,” tuturnya.

Langkah tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah  untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2) sebesar 29% pada tahun 2030 sekaligus menjaga ketahanan energi, khususnya disektor transportasi darat. Selain itu, diharapakan target 20% untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) di tahun 2025 dapat tercapai.

Sementara itu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan secara internal proses studi saat ini sudah selesai. Artinya, tinggal dikolaborasikan dengan industri supaya bisa memanfaatkan inovasi mobil listrik tersebut.

“Tidak akan bisa jalan jika tidak ada industri yang akan menggunakan inovasi ini," ujarnya.

Nasir menambahkan, pemerintah juga berencana untuk memfasilitasi dan memediasi antara akademisi dengan industri yang akan memanfaatkan hasil studi tersebut. Salah satunya, melalui pemberian insentif industri seperti super tax deduction.

“Kalau ini bisa dilakukan, saya optimistis bisa berhasil,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: