Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersama Pemerintah Indonesia-Australia, Ewindo Diskusikan Kesejahteraan Petani

Bersama Pemerintah Indonesia-Australia, Ewindo Diskusikan Kesejahteraan Petani Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sebagai perusahaan benih sayuran yang dikenal dengan “Cap Panah Merah” bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia–Australia, Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) mengadakan diskusi yang mengangkat tema “Benih Unggul untuk Mensejahterakan Petani, Meraih Ketahanan Pangan dan Pencapaian Nutrisi”. Bersamaan dengan acara diskusi ini, Ewindo juga melakukan peluncuran benih kacang hijau berkualitas varietas VIMA 1.

Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, mengatakan, peluncuran benih ini sebagai upaya untuk meningkatkan produksi kacang hijau yang sejalan dengan agenda peningkatan ketahanan pangan dan gizi nasional Pemerintah Indonesia.

"Untuk tahap awal, Ewindo menargetkan penjualan sebesar 60 ton di 2019. Diharapkan dalam 5 tahun ke depan Ewindo bisa memproduksi dan menjual benih kacang hijau sebanyak 1.800 ton di 2023, yang merupakan 30% dari kebutuhan benih nasional," ujar Glenn sesuai keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Benih kacang hijau varietas VIMA 1, merupakan hasil seleksi dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) yang dikukuhkan melalui MoU antara Ewindo dan Badan Litbang Kementerian Pertanian.

Menurut Rudi Iswanto, sebagai pemulia kacang hijau di Balitkabi, Varietas VIMA 1 memiliki keunggulan di antaranya umur genjah, panen serempak, dan potensi hasil yang tinggi mencapai 1,76 ton/ha.

"Varietas ini juga memiliki ketahanan terhadap penyakit embun tepung yang pada umumnya merugikan petani di masa tanamnya," ujar Rudi.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), tanaman kacang-kacangan bisa menjadi salah satu solusi ketahanan pangan, karena mampu menghadapi perubahan iklim serta memiliki sumber protein nabati yang tinggi dan jauh lebih murah daripada protein hewani.

Kacang hijau adalah tanaman penting di Indonesia yang memiliki nutrisi tinggi dan kemampuan untuk bertahan di tanah kering, khususnya di Indonesia Timur. Konsumsi domestik saat ini sekitar 280.000 ton per tahun, dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,5 ha per petani dan rata rata produktivtas 0,8-1 ton/ha.  Di Indonesia, 86% dari pasokan domestik diproduksi oleh Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT.

Dalam satu dekade terakhir, kacang hijau sedang mengalami tren penurunan produktivitas. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kacang hijau di petani, diantaranya adalah sekitar 54% petani masih menggunakan kacang hijau konsumsi dari pasar tradisional sebagai benih untuk ditanam. Sementara sejumlah petani lainnya membeli benih untuk ditanam dari toko pertanian namun benih tersebut juga adalah kacang hijau untuk konsumsi. Sedikit sekali toko pertanian yang menjual benih unggul bersertifikat.

Jika dihitung dari konsumsi kacang hijau di Indonesia, kebutuhan benih kacang hijau lebih kurang 6.000 ton atau sekitar Rp122 Miliar per tahunnya. Dan sampai saat ini ketersediaan benih berkualitas tinggi masih sangat rendah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: