Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gejolak Ekonomi Global Berdampak ke Sektor UMKM

Gejolak Ekonomi Global Berdampak ke Sektor UMKM Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Corporate Secretary and Chief Economist BNI, Ryan Kiryanto mengatakan, gejolak ekonomi global berdampak terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebab, terdapat supply chain atau rantai pasok yang membentang antara investasi ke korporasi besar hingga pengusaha skala UMKM.

Menurut Ryan, apabila kondisi ekonomi dunia sedikit melemah, dampak pertama dirasakan oleh korporasi skala besar. Efek dominonya, kata dia, dalam konsep rantai pasok, yakni menurunnya performa korporasi besar berdampak pada korporasi segmen menengah.

"Terakhir, kelas UMKM juga berpotensi terkena efeknya," tutur Ryan dalam diskusi 'Proyeksi Perekonomian 2019: Tantangan dan Peluang Bagi Koperasi dan UKM' di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Ryan mengatakan, kondisi ini berbeda dengan krisis moneter pada 1998. Saat itu, UKM relatif tidak terkena dampak gejolak ekonomi global karena belum banyak pelaku usaha yang bersentuhan dengan nilai tukar dan hampir tidak ada UKM yang melakukan pinjaman dalam valuta asing (valas). Sementara itu, pada 2018, sudah banyak UKM yang meminjam dalam valas, sehingga mudah terdampak.

Tetapi, lanjut Ryan, pelaku UKM tidak akan terbawa dampak gejolak ekonomi global terlalu dalam. Sebab, pengusaha Indonesia terbilang berpengalaman dalam menghadapi dinamika ekonomi.

"Kita sudah belajar dengan kejadian-kejadian kemarin. Ini yang menyebabkan pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi dapat berada di atas 5%," ucapnya.

Selain itu, daya beli masyarakat Indonesia juga terpantau masih terjaga baik. Ryan menjelaskan, kondisi ini terlihat dari tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal III tahun ini mencapai sekitar 5,01%. Sementara itu, sebelumnya lebih tinggi, yakni menyentuh 5,14% di kuartal II.

Poin lain terkait stabilitas daya beli masyarakat adalah transaksi masyarakat menggunakan instrumen ritel sistem pembayaran (ATM, debit, kartu kredit, dan uang elektronik) yang masih berada dalam tren meningkat.

"Per Agustus 2018, transaksi ini tumbuh 9,4% year on year (yoy) yang didominasi instrumen ATM debit dengan pertumbuhan 9,1% yoy," kata Ryan.

Salah satu pelaku UKM produk Anyaman Du'Anyam, Juan Firmansyah mengatakan, dampak gejolak ekonomi global dirasakannya secara langsung. Harga bahan baku dari vendor dan mitra kerja, seperti kulit impor, sempat mengalami peningkatan seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar beberapa waktu belakangan. Bahan baku itu digunakan sebagai komplementer untuk membuat produk jadi berupa anyaman.

Dengan peningkatan harga dari vendor, Juan menambahkan, pihaknya harus melakukan perubahan harga terhadap klien. Meski kenaikkan harga per produk tidak sampai 10%, apabila diakumulasi, kenaikkan tetap terasa berat.

"Mau tidak mau, kami coba komunikasikan dengan klien. Untungnya, mereka paham," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: