Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penting, Penggunaan Teknologi Perlu Didukung Pengetahuan Keamanan Siber

Penting, Penggunaan Teknologi Perlu Didukung Pengetahuan Keamanan Siber Kredit Foto: Unsplash/Jakob Owens
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengingat kerugian yang ditimbulkan dari pelanggaran data, rasanya penting bagi pelaku industri meningkatkan keamanan siber perusahaan mereka, terutama di era industri 4.0 yang akan datang, di mana jaringan terintegrasi satu sama lainnya. Bila peretas menyerang server, maka lumpuhlah semua sistem perusahaan. Dalam hal ini, edukasi terhadap stakeholder perusahaan dinilai penting. Hal ini juga berlaku untuk masyarakat awam yang menggunakan perangkat ponsel setiap harinya.

Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, menyebutkan, berdasarkan data dari Breach Level Index, pada 2018 ini ada 945 pelanggaran data yang setara dengan 4,5 miliar catatan data hilang. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, terjadi kenaikan sebesar 133%. Salah satu penyebab dari pelanggaran data tersebut adalah insider atau orang dalam. Bahkan, dalam studinya di tahun ini, Ponemon Institute menyebutkan, 1 dari 4 kebocoran data dilakukan dengan sengaja oleh orang dalam. Motifnya beragam, mulai dari finansial, spionase, dan persaingan bisnis. Namun, faktor lain seperti pengetahuan pengguna juga berperan besar dalam pelanggaran data keamanan.

“Banyak orang menggunakan teknologi, tetapi tidak mengerti cara merawatnya. Dari hasil riset ESET diketahui, 1 dari 3 staff tidak pernah menerima pelatihan seputar keamanan siber, hal tersebut menjadi salah satu pemicu kebocoran data perusahaan,” papar Yudhi, Jakarta Rabu (7/11/2018).

Oleh karena itu, ia menilai, edukasi dan pelatihan terhadap setiap stakehoder perusahaan penting untuk dilakukan. Setiap karyawan juga perlu mengetahui dan mengerti kebijakan sistem keamanan siber di perusahaannya. Hal itu akan mencegah kebocoran data yang mungkin tanpa sadar mereka lakukan.

“Contoh, kalau lagi buka email, terkadang ada yang pengirimnya seolah-olah partner bisnis, padahal sebetulnya bukan. Di email-nya ada attachment, langsung diunduh saja sama karyawan. Itu bisa jadi salah satu penyebab pencurian data loh, staff harus diberi pengertian,” ujar Yudhi lagi.

Selain melalui edukasi, pencegahan terhadap pelanggaran data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak keamanan yang dapat mencegah pencurian data. Perangkat lunak yang dipilih perusahaan harus dapat memblokir file supaya tidak dapat disalin dan dicetak oleh orang yang tidak memiliki wewenang.

“Dengan produk keamanan itu, perusahaan dapat mengontrol file agar tidak bocor ke pihak eksternal perusahaan," jelas Yudhi.

Perusahaan dapat meningkatkan kualitas keamanan siber melalui pembentukkan sistem keamanan siber yang efektif. Mulai dari penaksiran, pembuatan, penerapan, edukasi, serta evaluasi dan uji coba sistem keamanan secara berkala.

Keamanan Ponsel

Selain menyerang jaringan perusahaan, peretas juga dapat melakukan pelanggaran data pada ponsel yang digunakan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu memerhatikan penggunaan ponsel mereka agar datanya tak dicuri oleh peretas dunia siber.

“Kalau di tempat umum, jangan gunakan kabel yang terhubung ke port USB, itu berbahaya untuk keamanan data di perangkat ponsel. Sebaiknya lakukan pengisian ulang langsung di colokan listrik saja,” saran Yudhi kepada Warta Ekonomi.

Ia juga mengatakan, bila ada koneksi jaringan Wifi yang dibuka secara cuma-cuma, jangan asal hubungkan dengan perangkat, kecuali identitas penyedianya jelas.

“Wifi yang dibuka tetapi tidak jelas milik siapa bisa saja membahayakan perangkat, karena sekarang malware bisa menyerang lewat Wifi yang menggunakan router. Jadi, dari routernya itu sudah dipasang malware, kalau ada yang connect, langsung terserang.”

Selain itu, Yudhi juga mengingatkan pentingnya memperbarui OS smartphone yang kita gunakan. Bila tidak dilakukan, perangkat tidak akan bisa mengatasi serangan virus yang semakin dikembangkan oleh pembuatnya.

“Beli perangkat harus yang bisa diperbarui Os-nya, kalau tidak bisa bahaya. Lalu, pasangkan juga software keamanan yang bisa mendeteksi serangan dari luar. Ini berlaku untuk ponsel dan komputer,” saran Yudhi lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: