Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Penjualan iPhone di India Menurun?

Kenapa Penjualan iPhone di India Menurun? Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Counterpoint Research yang berbasis di Hong Kong mengungkapkan, penjualan iPhone di India menurun sebab harganya yang dinilai terlalu tinggi. Di negara dengan pendapatan per kapita rata-rata sekitar $2.000 per tahun itu, bahkan perangkat dengan harga termurah tahun ini (XR), yakni 76,900 rupee atau setara dengan US$1.058, masih dinilai 2 kali lebih mahal dari perangkat alternatif dengan fitur serupa.

Menurut Conterpoint Research, dari 3 juta ponsel pada tahun 2017, penjualan mungkin akan menurun menjadi 2 juta per tahun. Itu merupakan penurunan penjualan pertama iPhone di India dalam kurun waktu 4 tahun.

“Lebih dari setengah penjualan tersebut akan berasal dari model yang lebih murah. Salah satu faktor penyebabnya, kurangnya kemajuan penjualan di India,” ujar Chief Excecutive Officer Tim Cook, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (8/11/2018).

Salah seorang Software Engineer di perusahaan rakit di Bengaluru bernama Samee Alam mengatakan, ia tidak pernah menggunakan iPhone. Ia mengaku, pernah berpikir untuk membelinya tapi tidak jadi karena baginya harganya tidak masuk akal.

“Masih ada perangkat yang memiliki fitur penyimpanan, kamera dan prosesor serupa, contohnya OnePlus dengan harga yang lebih terjangkau,” ujar Alam.

Bahkan, di segmen premium, yakni ponsel pintar dengan harga di atas $400, Apple tertinggal dari Samsung dan OnePlus dari China pada kuartal ketiga penjualan. Penjualan Solid Mac dan harga unit iPhone yang tinggi masih menghasilkan revenue sebesar US$2 miliar di India pada tahun lalu, 2 kali lipat dibanding OnePlus yang hanya menjua ponsel. Oleh karena itu, Counterpoint menilai jarak tersebut akan menyusut.

“Pada pekan ini, 10 sampai 15% pelanggan baru dalam beberapa bulang terakhir tadinya menggunakan produk Apple,” ujar Kepala OnePlus India, Vikas Agarwal.

Impor yang Tinggi

Masalah Apple di India tidak hanya terletak pada harga. Perusahaan tersebut juga menghadapi masalah besar, berupa peraturan dan kehilangan beberapa top eksekutifnya di India pada awal tahun ini.

Seorang juru bicara Apple, yang tak mau disebutkan identitasnya mengatakan, hengkangnya eksekutif-eksekutif itu tidak berhubungan dengan kinerja perusahaan, tetapi berkaitan dengan perubahan sistem disribusi. Seperti yang diketahui, Apple memangkas jumlah distributor di negara tersebut, dari 5 menjadi 2.

“Apple juga masih bekerja untuk memantapkan hubungan bisnis sejak mengambil kendali operasi India,” ujar juru bicara itu lagi.

Sementara, Perdana Menteri Narendra Modi telah berusaha mendorong produsen elektronik untuk masuk ke dalam manufaktur lokal. Perusahaan  lokal, seperti Lava, dan perusahaan global, seperti Samsung, Oppo, dan Xiaomi telah merespon ajakan tersebut dengan menginvestasikan jutaan dolar pada pabrik di sekitar Bengaluru dan pusat teknologi Delhi Noida. Apple adalah satu-satunya pemain utama yang tidak memproduksi ponsel di negara tersebut, ia hanya merakit 2 model yang lebih murah melalui Wistron Corp di Bengaluru.

"Apple tidak memiliki kepercayaan yang cukup terhadap sistem manufaktur India untuk mendirikan pabrik dan memindahkan beberapa manufakturnya dari China," kata Analis dari Perusahaan Konsulta Teknologi IDC, Navkendar Singh.

Pakar industri itu juga mengatakan, hal itu menghasilkan besarnya impor Apple, yakni sekitar 70 hingga 80% dari ponselnya. Oleh karena itu, bea masuknya tinggi dan membuat harga ponsel menjadi mahal.

 “Dalam prosesnya, mereka kehilangan sekitar 15 hingga 20% insentif dari pajak, yang sebetulnya dapat mereka berikan kepada konsumen," ujar Singh.

Di Amerika Serikat, model dasar iPhone XR yang berharga $749 atau sekitar 54.400 rupee, hanya senilai dua pertiga dari harga ecerannya di India. Di samping itu, perangkat telepon dari Amerika Serikat disubsidi di bawah kesepakatan dengan operator nirkabel, tetapi tidak begitu di India.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: