Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tarik Minat Swasta di Jalan Tol, Pemerintah Kenalkan Skema Bundling

Tarik Minat Swasta di Jalan Tol, Pemerintah Kenalkan Skema Bundling Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Semarang -

Untuk menarik minat Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) swasta menggarap ruas jalan tol yang demandnya rendah, pemerintah mengenalkan skema bundling atau menggarap lebih dari satu ruas jalan tol secara bersamaan. Hal ini mengingat mayoritas BUJT swasta masih fokus menggarap ruas jalan tol yang demand-nya tinggi seperti di pulau Jawa, sementara di luar pulau Jawa masih minim.

Deputy Senior Manager Project Minitoring and Claim PT PII, Rido Mubayyin Roshid, menyatakan saat ini pihaknya bersama BPJT telah mengenalkan skema bundling untuk 5 ruas tol yang mereka jamin yakni ruas Batang-Semarang, Cisumdawu, Kriyan-Leguni-Blunder, Jakarta-Cikampek Elevated dan Jakarta-Cikampek 2 sisi selatan. Kelima ruas tersebut dibundling dengan ruas Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang total 83 kilometer.

“Jadi selain membangun 5 ruas tol tersebut, BUJT juga diwajibkan membangun ruas Kayu Agung tol trans Sumatera. Untuk  Batang-Semarang diwajibkan membangun 25 kilometer ruas Kayu Agung, Cisumdawu 6 kilometer, Kriyan-Leguni-Blunder 25 kilometer, Jakarta-Cikampek Elevated 12 kilometer dan Jakarta-Cikampek 2 sisi selatan 15 kilometer. Jadi total ada 83 kilometer di ruas Kayu Agung yang kami bundling,” kata dia di Semarang, Kamis (8/11/2018).

Ditambahkan, bundling lebih ditawarkan kepada BUJT swasta yang memiliki ekses dana. Bundling juga sudah berjalan untuk pembiayaan dana talangan tanah dari perbankan. Misalnya ruas Pandaan-Malang dan ruas Manado-Bitung yang kebetulan sama-sama digarap oleh Jasa Marga, menggunakan bundling pendanaan. Jasa Marga yang memenangi lelang ruas Pandaan-Malang turut bertanggungjawab mendanai pembebasan lahan untuk ruas Manado-Bitung.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuba, menyatakan, untuk menarik minat swasta kuncinya adalah proses lelang yang semakin menarik baik dari sisi mekanisme, term & condition maupun project structuring. BPJT dari waktu ke waktu terus memperbaiki hal-hal tersebut agar lelang jalan tol mereka selalu laku setiap tahunnya. Market consultacy diperbaiki, kualitas FS ditingkatkan. Dengan demikian BPJT sebagai mesin lelang jalan tol pemerintah dapat terus berjalan.

“Apalagi untuk ruas yang demandnya memang kecil, kita makanya perbaiki structure-nya dengan memperbaiki aspek fundamental. Mengingat nature dari bisnis jalan tol adalah pendapatan harus bisa menutupi debt service ratio (DSR), maka rasio antara equity dan debt (DER) diturunkan. Jika proyek-proyek jalan tol di Jawa memiliki rasio 70:30, ini dibalik menjadi 30:70. Lalu dikombinasikan dengan model pendanaan lain seperti contractor refinancing, dana talangan pembebasan lahan lewat BLU LMAN dan sebagainya,” kata dia.

Sejak perbaikan dilakukan, unit lelang dan direktorat investasi BPJT makin diterima pasar. Dari yang semula lelang kurang laku sehingga terpaksa dilelang dan dilelang kembali, kini setiap tahun selalu ada lelang yang sampai pada tahap penandatanganan (financial closing). Tahun 2017 saja ada 2 dari rencana 4 lelang yang sampai pada tahap penandatanganan. Tahun sebelumnya ada lebih banyak lagi lelang karena memang stok carryover dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018 ini setidaknya ada 6 ruas yang akan dilelang, Semarang-Demak (unsolicited atau usulan badan pengusaha), Balikpapan-Penajaman Paser Utama, Semanan-Balaraja, Kamal-Teluk Naga-Rajeg, akses Patimban dan Gedebage-Majalaya-Tasikmalaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: