Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banser Tantang Aksi Bela Tauhid di Saudi, FPI dan Alumni 212 Berani?

Banser Tantang Aksi Bela Tauhid di Saudi, FPI dan Alumni 212 Berani? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Merespons kasus Imam Besar FPI, Rizieq Shihab yang sempat diperiksa dan ditahan oleh keamanan Arab Saudi, Komandan Densus 99 Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Mohammad Nuruzzaman menilai sekarang adalah waktu yang tepat menggelar Aksi Bela Tauhid. Namun aksi itu bukan di Indonesia, melainkan di Arab Saudi.

Nuruzzaman mengatakan, para pendukung Aksi Bela Tauhid di Indonesia bisa menggelar aksi serupa di Saudi untuk membela Rizieq dan kalimat tauhid. Sebab, menurutnya bendera yang terpampang di rumah Rizieq sama dengan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Ya, mereka sekarang saatnya aksi bela Habib Rizieq Shihab dan bendera tauhid di Saudi," katanya di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Bendera yang menjerat Rizieq juga disebut sama dengan bendera yang dibakar anggota Banser di Garut. Dengan kata lain, benda itu bukan bendera tauhid. Keyakinannya tersebut berdasarkan asumsi bahwa aparat di Saudi tidak akan memeriksa Rizieq jika bendera yang terpasang bukan bendera Hizbut Tahrir (HT).

"Iya, dong. Ini membuktikan bahwa bendera HT itu dilarang di Saudi sebagai kerajaan Islam," ujarnya.

"Pertanyaannya kenapa Saudi melarang bendera HT padahal tulisannya kalimat tauhid? Karena mereka tahu HT ini adalah organisasi politik, bukan organisasi dakwah," lanjutnya.

Ia melanjutkan, bersikap baik kepada orang lain, bertutur kata yang sopan serta hidup saling menghormati adalah contoh sikap menghormati tauhid yang benar.

"Jangan merasa paling Islam dan menghakimi orang lain, tapi belajarlah terus agama Islam yang rahmatan lil alamin, bukan Islam yang membuat ketakutan dan teror," tegasnya.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, melontarkan sindiran serupa. Menurutnya bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang dibakar di Garut adalah atribut HTI yang dilarang. Bukan bendera tauhid.

"Kalau FPI tetap menyangkal itu bendera terlarang, itu urusan mereka. Jadi silakan saja diurus. Kalau perlu didemo tuh Pemerintah Saudi atau dubes RI untuk Saudi," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: