Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-Gara Jagung, Peternak Layer Gugat Mentan

Gara-Gara Jagung, Peternak Layer Gugat Mentan Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Langkah Kementerian Pertanian (Kementan) untuk impor jagung berujung kekesalan. Forum Peternak Layer Nasional menganggap kementerian kontraproduktif karena mengajukan rekomendasi, namun menyangkal kelangkaan jagung di pasaran.

Presidium Forum Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi mengatakan sikap kementerian ini tidak adil. Di satu sisi, Kementan terus mengimbau peternak layer untuk meningkatkan produksi agar tidak perlu dilakukan impor daging maupun telur ayam ras. Tapi di sisi lain, Kementan seakan menghambat turunnya surat rekomendasi impor yang telah disepakati karena adanya kontradiksi dalam internalnya. 

“Kita menggugat ketidakadilan posisi dari Kementan untuk memenuhi kebutuhan kami. Masak untuk hal yang segenting ini, yang menyangkut kepentingan nasional, sudah hampir seminggu buat rekomendasi impor saja nggak turun-turun. Ada apa sebenarnya?,” katanya, Kamis (8/11/2018).

Lanjutnya, ia mengingatkan, dengan harga jagung yang saat ini sudah ada yang mencapai Rp5.800 per kilogram, ancaman naikknya harga telur yang merupakan salah satu sumber protein utama nasional di bulan Desember semakin pasti. 

“Nanti Desember harga bisa Rp40 ribu. Karena dari farmgrade Rp30 ribu,” ujarnya lagi. 

Oleh karena itu, pihaknya mendesak agar surat rekomendasi impor dapat segera diturunkan. Tidak dapat disanggah, peternak layer membutuhkan kejelasan suplai jagung sampai akhir tahun nanti. 

Terus berulangnya kejadian kelangkaan jagung pun membuat paternal memandang Mentan Amran Sulaiman tidak bisa mengantisipasi rutinitas tahunan ini. Pasalnya, tiap tahun di kisaran bulan Juli—Oktober, harga jagung memang biasa naik. Ki Musbar pun bingung dengan pernyataan Mentan yang menganggap impor 50—100 ribu ton dalam rekomendasi adalah jumlah yang sangat kecil. Di mana angka tersebut tidak bisa dipandang bahwa stok jagung nasional mengalami kondisi defisit. 

“Itu katanya jumlah kecil. Padahal, Ditjen Tanaman Pangan mencari 1.000 ton saja sampai 14 hari. Itu di Blitar,” tukas Ki Musbar lagi. 

Sebelunya, di sidak tadi pagi di Pasar Beras Cipinang, Menteri Amran Sulaiman terus menegaskan, impor jagung 100 ribu ton bukan karena tidak ada produksi. Sebab faktanya ia mengklaim, Kementan sudah sukses menyetop impor jagung sebanyak 3,7 juta ton. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: