Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Revitalisasi SMK, Bagian dari Upaya untuk Tekan Jumlah Pengangguran

Revitalisasi SMK, Bagian dari Upaya untuk Tekan Jumlah Pengangguran Kredit Foto: Forum Merdeka Barat (FMB) 9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus berupaya melakukan sejumlah perbaikan dan penataan di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) tanah air. Dengan begitu, lulusan SMK dapat langsung terjun ke industri ketika menyelesaikan masa studinya nanti. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir, mengaku, terdapat peningkatan angka partisipasi kerja lulusan SMK sejak 2015-2018.

Muhadjir menyebutkan, pada Agustus 2015 angka partisipasi kerja lulusan SMK berjumlah 10.837, sedangkan pada Agustus 2018 jumlahnya meningkat menjadi 13.682. Sementara, bila dibandingkan dengan Februari 2015, jumlah angka partisipasi kerja lulusan SMK pun meningkat dari 11.800 menjadi 14.545 pada Februari 2018.

“Dalam aspek partisipasi kerja lulusan SMK, berdasarkan data Sakernas 2014-2018 pada pendataan Agustus ataupun Februari, selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya,” ujar Muhadjir di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Oleh karena itu, Muhadjir menjelaskan, presentase tingkat pengangguran terbuka pun terus menurun bagi lulusan SMK. Menurut data, pada 2016, angka pengangguran terbuka lulusan SMK mencapai 9,84%, sedangkan pada 2018 tinggal 8,92%. Capaian tersebut berkaitan dengan upaya mengurangi pengangguran oleh pemerintah.

“SMK adalah tingkat pendidikan yang presentase penurunan pengangguran terbukanya selalu menurun setiap tahunnya,” ujarnya.

Selain itu, Kemendikbud juga melakukan Revitalisasi SMK sesuai dengan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 untuk meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia di Indonesia. Langkah pertama untuk mewujudkan Revitalisasi SMK, dengan membuat peta jalan pengembangan SMK. Kedua, melakukan pengembangan dan penyelarasan kurikulum. Ketiga, melakukan inovasi pemenuhan dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga pendidik. Keempat, menggelar kerja sama dengan pihak usaha, industri, serta perguruan tinggi.

“Kelima, meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK. Terakhir, membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK," lanjut Muhadjir.

Untuk mengurangi angka pengangguran SMK, Muhadjir memiliki 6 strategi. Langkah pertama, meningkatkan kualitas belajar mengajar sehingga siswa dapat memperoleh keterampilan dasar, kemampuan untuk berpikir kritis, serta memahami nilai-nilai dan karakter untuk menjadi warga produktif dan pembelajar.

“Kedua, upaya percepatan lewat penargetan dan strategi kompensasi kepada anak-anak miskin untuk mengurangi ketimpangan akses ke pendidikan yang berkualitas di daerah secara sistematik. Dengan begitu, masyarakat yang sejahtera, adil, dan harmonis dapat diwujudkan,” paparnya.

Strategi selanjutnya, memperkuat pelatihan vokasi dan life skill di semua tingkat demi mengembangkan angkatan kerja yang fleksibel dan terlatih sehingga siap turun ke dunia kerja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Muhadjir juga menjelaskan upaya pengembangan visi dan pola pikir dan tenaga pendidik menuju peningkatan kualitas pendidikan yang kreatif serta berkesinambungan.

“Kelima, mewujudkan pemerintahab yang saling terintegrasi dengan akuntabilitas besama untuk peningkatan capaian pendidikan. Sementara, strategi terakhir, merintis kemitraan baru dengan penyelenggara pendidikan, baik perusahaan publik maupun swasta,” tutup Muhadjir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: