Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Sebut Politikus yang Menakut-Nakuti Masyarakat itu 'Genderuwo'

Jokowi Sebut Politikus yang Menakut-Nakuti Masyarakat itu 'Genderuwo' Kredit Foto: Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat membagikan sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan antarsesama masyarakat.

Jokowi mengatakan, masyarakat jangan sampai terpengaruh dengan politikus yang suka menakut-nakuti yang disebutnya sebagai 'genderuwo'.

"Penduduk kita sekarang sudah 263 juta. Kita ini dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan-perbedaan, warna-warni, suku, agama, adat, tradisi, bahasa daerah, beda semua," ujarnya di Tegal, Jumat (9/11/2018).

Untuk itu, kata Jokowi, aset bangsa itu harus dijaga. Bahkan persatuan, persaudaraan, kerukunan adalah modal terbesar bangsa Indonesia. Oleh sebab itu jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, presiden, ada yang tidak saling sapa dengan tetangga.

"Ada yang tidak saling sapa antarkampung, antardesa, tidak rukun antarkampung. Jangan sampai terjadi seperti itu di Kabupaten Tegal, di Provinsi Jawa Tengah," imbuhnya.

Karena itu, harus menjaga ukhuwah Islamiah, ukhuwah wataniah. Sebab semuanya adalah saudara sebangsa dan setanah air.

"Jangan sampai tidak rukun, tidak bersatu, menjadi pecah gara-gara pilihan presiden, gubernur, bupati," katanya.

Apalagi, lanjut Jokowi, saat ini banyak politikus yang pandai memengaruhi. Banyak yang tidak menggunakan etika dan sopan santun politik yang baik.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat," jelasnya.

Menurutnya, politikus yang menakut-nakuti itulah yang dia sebut sebagai politikus 'genderuwo'.

"Sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," tegasnya.

"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali. Jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan," lanjutnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: