Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wanita Keturunan Iran Menangi Pemilu di Florida, Trump Malu Bukan Kepalang

Wanita Keturunan Iran Menangi Pemilu di Florida, Trump Malu Bukan Kepalang Kredit Foto: Antara/Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Teheran -

Televisi negara menjalankan serangkaian berita yang memberi penghormatan kepada Anna Eskamani yang menjadi wanita Iran-Amerika pertama yang terpilih menjadi anggota parlemen di Florida.

Mereka juga memberikan pujian kepada kader Demokrat, Rashida Tlaib dan Ilhan Oma, yang menjadi wanita Muslim pertama yang terpilih di Michigan dan Minnesota.

Iran telah menjadi target AS setelah Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dan menjatuhkan sanksi pada negara itu, yang mulai berlaku pada hari Senin (5/11/2018).

Presiden Donald Trump memuji "kemenangan besar" dalam pemilihan paruh waktu AS setelah partainya, Partai Republik, meningkatkan mayoritasnya di Senat, namun kehilangan kendali atas Dewan Perwakilan Rendah.

Namun Iran melaporkan dugaan kecurangan di seluruh Amerika, keterangan di televisi pemerintah Iran mengatakan: "Kelompok-kelompok hak asasi AS melaporkan masalah dengan mesin di belasan negara bagian," lapornya.

Kantor Berita Iran Fars menulis artikel dari tweet oleh mantan diplomat AS Richard Haas yang mengatakan pemilihan AS menunjukkan bagaimana 'memecah belah' negara itu.

Fars menunjukkan tweet oleh wakil komisi Uni Eropa Frans Timmerman, yang menggambarkan pemilu AS sebagai kemenangan harapan atas rasa takut, kesopanan atas ketidaksopanan, inklusi atas rasisme, kesetaraan atas diskriminasi.

Rohollah Faghihi, seorang penulis yang berbasis di Teheran, mengatakan: "Semua orang berharap Demokrat akan mengambil Senat, dan beberapa di Iran percaya bahwa mengejar masalah domestik dan penyelidikan oleh DPR dapat membuat Trump sibuk dan mengalihkan perhatiannya dari Iran sedikit demi sedikit," ungkapnya, seperti dilansir dari Express.co.uk, Jumat (9/11/2018).

Pada Senin (5/11/2018), Iran meluncurkan latihan militer nasional setelah penerapan sanksi Trump pada ekspor minyak, pengiriman dan bank di Iran.

Ahmad Zeidabadi, seorang aktivis oposisi Iran yang lantang, mengatakan bahwa Iran harus memutuskan bagaimana mereka ingin berurusan dengan Trump.

Dia mengatakan: "Alih-alih menaruh harapan pada keruntuhan Trump atau mengeksploitasi persaingan antara partai-partai politik di AS, pemerintah Iran harus mengambil keputusan tentang apa yang ingin dilakukan dalam menghadapi Trump," pungkasnya.

Iran telah membalas sanksi Trump dengan Presiden Hassan Rouhani bersumpah untuk melanggar sanksi yang dijatuhkan oleh AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: