Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Surabaya Membara' Jadi Tragedi Pertumpahan Darah (1)

'Surabaya Membara' Jadi Tragedi Pertumpahan Darah (1) Kredit Foto: Antara/Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Surabaya -

Sudah menjadi tradisi tahunan bagi Kota Surabaya setiap November memperingati Hari Pahlawan dengan beragam kegiatan, "berbau" peristiwa heroik Arek-arek Suroboyo menentang Belanda yang membonceng Sekutu, ingin menjajah kembali Ibu Pertiwi pada 1945 silam.

Tahun ini, menyajikan drama kolosal "Surabaya Membara", Jumat (9/11) malam, yang berlangsung di kawasan Tugu Pahlawan. Nahas, kegiatan itu menimbulkan tragedi memilukan.

Sejumlah penonton yang menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara" di Jalan Pahlawan Surabaya mengalami insiden terjatuh dari viaduk di kawasan setempat.

Berdasarkan data dan informasi dari "Command Center Surabaya", 11 orang terjatuh dari viaduk Jalan Pahlawan saat menonton drama memperingati Hari Pahlawan 10 November Surabaya.

Diduga korban jatuh karena terserempet kereta api yang lewat. Saat kereta melintas, sejumlah penonton pun memilih melompat dari viaduk.

Berdasarkan informasi yang dihimpun (hingga Jumat tengah malam), dua orang meninggal dunia dalam kecelakaan ini dan beberapa orang lainnya luka-luka.

Petugas BPB Linmas Surabaya, Damkar 112 Suroboyo, Satpol PP Surabaya dan pihak kepolisian membantu proses evakuasi korban.

Saat ini keseluruhan korban sudah dibawa ke RS PHC dan RSUD dr Soetomo, termasuk beberapa petugas BPB Linmas Kota Surabaya sudah berada di kamar jenazah RSUD dr Soetomo.

Polrestabes Surabaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengetahui penyebab jatuhnya penonton drama kolosal "Surabaya Membara" dari viaduk di Jalan Pahlawan Surabaya.

"Kami baru selesai melakukan olah TKP di rel atas ini, di mana telah terjadi laka kereta api yang diperkirakan dua orang meninggal dunia, enam orang luka-luka karena terjatuh," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kejadian.

Jika dilihat dari kondisinya, kata Rudi, jembatan ini seharusnya tidak ada penonton sehingga tidak ada korban ketika kereta api melintas.

"Saat kejadian itu ada kereta barang yang berjalan dari timur ke barat. Kami lagi cek kereta apa. Siapa masinisnya. Tapi korban yang meninggal itu satu perempuan dan satu laki laki," tuturnya.

Rudi mengatakan keseluruhan korban telah dibawa ke rumah sakit PHC dan RSUD dr Soetomo, termasuk beberapa petugas BPB Linmas Kota Surabaya sudah berada di kamar jenazah RSUD dr Soetomo.

Disinggung jatuhnya korban dikarenakan terlalu penuhnya penonton drama, polisi dengan tiga melati di pundak itu membantahnya. Dia menyebut kejadian murni karena penonton yang salah mengambil tempat.

"Kelalaian penonton. Sejauh ini kami belum menemukan indikasi itu (kalalaian panitia, Red), nanti kami lakukan pendalaman. Ini memang ada perlintasan kereta api, tapi mereka tidak melihat dari situ," ucapnya.

Dia mengungkapkan, panitia sebenarnya sudah ada imbauan supaya di jalur kereta api tidak ada aktivitas karena di situ bukan jalur orang beraktivitas.

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menyelidiki kelalaian panitia penyelenggara pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" setelah jatuh sejumlah korban penonton yang menyaksikan dari atas viaduk tersebut.

Kombes Pol Rudi Setiawan menyebut dua korban meninggal dunia, serta enam lainnya mengalami luka-luka akibat kereta api tiba-tiba melintas di atas viaduk tersebut, sesaat sebelum pementasan drama kolosal dimulai. Pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" digelar rutin di sekitar Tugu Pahlawan, dengan menutup Jalan Pahlawan Surabaya, selama delapan tahun terakhir setiap tanggal 9 November, untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.

Secara berturut-turut pada pementasan selama tujuh tahun sebelumnya, viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya itu selalu menjadi tempat favorit para warga untuk menyaksikan pementasan drama kolosal "Surabaya Membara". Selama itu pula setiap kali pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara berlangsung tidak pernah ada kereta api yang melintas.

Karenanya pada Jumat (9/11) malam, sebelum pertunjukan berlangsung, penggagas drama kolosal Surabaya Membara Taufik "Monyong" Hidayat, melalui pengeras suara mempersilakan warga kota yang sejak pukul 18.00 WIB sudah berdatangan untuk menonton agar mencari tempat senyaman mungkin dari sisi manapun kawasan Jalan Pahlawan Surabaya, termasuk dari atas viaduk.

Seniman yang juga Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur itu lantas menyatakan keprihatinannya dan kemudian mengajak seluruh penonton lainnya berdoa bersama usai pementasan atas jatuhnya korban, yang dua di antaranya telah dipastikan meninggal dunia.

Dia menyaksikan sendiri para korban sempat berlompatan dari atas viaduk setinggi 6 meter saat kereta api tiba-tiba lewat. Kombes Pol Rudi Setiawan menyatakan akan menyelidiki kelalaian panitia atas tragedi ini. "Nanti akan kami selidiki kemungkinan adanya kelalaian dari pihak panitia," ucapnya.

Tidak Ada Koordinasi Manajemen PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya, melalui Manager Humasnya Gatut Sutiyatmoko menyatakan, tidak ada koordinasi dari pihak panitia saat kegiatan drama kolosal "Surabaya Membara" yang mengakibatkan korban jiwa akibat terjatuh di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya.

"Kalau seandainya ada koordinasi, kami siap bantu dengan menurunkan petugas untuk mengamankan jalur kereta api yang ada di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya," ujar Gatut.

Gatut mengatakan, jalur kereta api yang ada di viaduk merupakan jalur padat kereta api, sehingga selalu dilalui kereta, baik siang maupun malam.

Menurut dia, masinis KA KRD jurusan Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi juga sempat memberi peringatan saat akan melintasi viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, namun kecepatan kereta tidak bisa berhenti mendadak.

"Akibatnya ada korban jatuh saat menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara, serta beberapa korban meninggal dunia akibat tertabrak kereta," katanya. Gatut menuturkan, kereta api yang akan melintas juga sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lokomotif) saat melintas di viaduk.

Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya melakukan evaluasi terkait rencana pergelaran teatrikal "Parade Surabaya Juang 2018" pada Minggu (11/11), menyusul meninggalnya warga saat menonton drama kolosal "Surabaya Membara" yang digelar di Jalan Pahlawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: