Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP: Pengembangan Ekonomi Biru Ciptakan Lapangan Pekerjaan

KKP: Pengembangan Ekonomi Biru Ciptakan Lapangan Pekerjaan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan pengembangan terhadap konsep "blue economy" atau ekonomi biru yang merupakan pengelolaan potensi akuakultur atau budi daya perairan secara berkelanjutan, yang dinilai juga dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Melalui konsep 'blue economy' akuakultur, kita akan dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan, karena sistem ekonomi konvensional sudah tidak mampu menyerap konsep hakiki pembangunan berkelanjutan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis, Minggu (11/11/2018).

Menurut Slamet Soebjakto, sistem ekonomi biru akan mendorong pengelolaan perikanan budidaya secara efisien melalui kreativitas dan inovasi teknologi, sehingga mampu mendorong industrialisasi kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan efisien.

Dengan demikian, ujar dia, maka penerapan konsep ekonomi biru juga sekaligus akan dapat menjawab tantangan kerentanan pangan melalui peningkatan produksi ikan, serta berkontribusi dalam peningkatan devisa negara melalui peningkatan volume dan nilai ekspor komoditas akuakultur.

"Prinsipnya 'blue economy' bukan hanya 'environmental friendly', tapi 'multiple cash flow' artinya ada keuntungan berlipat secara ekonomi karena limbah bisa jadi nilai ekonomi untuk menghasilkan produk lain, selain itu Blue Economy harus dapat memberdayakan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja sosial secara inklusif," tegasnya.

Slamet menjelaskan bahwa tantangan akuakultur saat ini yaitu bagaimana mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dunia di tengah permasalahan penurunan daya dukung lingkungan dan perubahan iklim global.

Berdasarkan data FAO, tercatat hingga tahun 2050 penduduk dunia akan mencapai 9,7 milyar jiwa yang menuntut adanya kebercukupan pangan secara berkelanjutan.

Namun di sisi lain, FAO juga mempediksi hingga tahun 2030, kontribusi akuakultur terhadap kebutuhan perikanan dunia diperkirakan akan mencapai 58 persen.

"Aplikasi konsep Blue Economy akuakultur sangat berperan penting dalam pembangunan nasional yang diharapkan menjadi basis utama dalam membangun kemandirian dan ketahanan pangan nasional, serta menjadi penghela pertumbuhan ekonomi dan memberikan porsi besar bagi peran pemberdayaan masyarakat," jelasnya.

Sebelumnya terkait dengan ketahanan pangan, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon menekankan pentingnya amnesti data sebagai upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Menurut Fadli Zon, tanpa ada konsolidasi data, maka tidak akan bisa merumuskan kebijakan pangan yang benar, apalagi fenomena kekacauan data terindikasi dari adanya perbedaan antara satu instansi dengan instansi yang lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: