Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produktivitas Rendah dan Deindustrialisasi Penyebab Ekonomi Stagnan

Produktivitas Rendah dan Deindustrialisasi Penyebab Ekonomi Stagnan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia terperangkap dalam stagnasi pertumbuhan lima persenan, yang telah berlangsung sejak 2014. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 diprediksi hanya mencapai 5,2%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, berdasarkan kajian Bappenas, pendorong utama di balik pertumbuhan ekonomi yang stagnan adalah produktivitas. Di mana tingkat produktivitas Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Produktivitas kita tidak tumbuh secepat negara–negara lain," kata Bambang dalam pidatonya yang dibacakan Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Bambang Priyambodo di Universitas Indonesia, Senin (12/11/2018).

Bambang mengungkapkan, salah satu penggerak utama dari rendahnya produktivitas adalah masalah transformasi struktural. Lebih dari 30% tenaga kerja bekerja di sektor pertanian. Selain itu, Indonesia juga mengalami kemungkinan deindustrialisasi dini.

"Meskipun pangsa industri manufaktur masih relatif tinggi tetapi dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, pangsa industri manufaktur Indonesia turun terlalu cepat," paparnya.

Buruknya kinerja industri manufaktur ini, kata Bambang, memiliki dampak terhadap kinerja perdagangan internasional. Selama kurun waktu 40 tahun, ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas.

"Pada 1970 Malaysia dan Thailand juga bergantung pada komoditas dalam ekspor mereka. Sekarang pangsa terbesar ekspor mereka adalah elektronik," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: