Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

TKN Jokowi-Ma'ruf 'Geram' Lihat Kelakukan Sandiaga Langkahi Makam Pendiri NU

TKN Jokowi-Ma'ruf 'Geram' Lihat Kelakukan Sandiaga Langkahi Makam Pendiri NU Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Video viral yang menampilkan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno melangkahi makam Kiai Bisri Syansuri, kakek Mantan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sekaligus salah seorang pendiri NU menuai banyak protes. Atas hal itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin turut prihatin.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengaku heran dengan perilaku Sandiaga. Karenanya ia kemudian menyinggung gelar 'santri post-Islamisme' yang sebelumnya disematkan Presiden PKS, Sohibul Iman ke Sandiaga.

"Oh jadi begitu ya yang namanya santri post Islamisme dalam mempraktikkan adab ziarah kubur? Seharusnya sebagai orang yang katanya tahu tentang tata cara dan etika berziarah kejadian semacam itu tak boleh terjadi," jelasnya di Jakarta, Senin (12/11/2018).

Bahkan mengaku heran dengan Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga dari NU, Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan) yang kemudian melemparkan kesalahan itu pada pendamping ziarah. Menurutnya, seharusnya Sandiaga sudah memahami etika berziarah di makam.

"Tak perlu juga menyalahkan siapa pendampingnya. Kalau memang Pak Sandi terbiasa melakukan ritual ziarah kubur, perilaku itu tak boleh dilakukan. Apalagi makam yang dilangkahi itu, bagi kami kalangan Nahdliyin sangat kami hormati karena salah satu masyaikh dan pendiri NU yang setiap saat kami hadiahi dengan surat Al-fatihah," terangnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, menjelaskan apa yang dilakukan Sandiaga yang disebut sebagai 'santri post-Islamisme' itu tak pantas.

"Sangat tidak etis. Seseorang yang tidak pernah mondok sekali pun, melangkahi makam adalah tindakan yang tidak sopan," katanya.

"Sebagai calon pemimpin, apalagi Indonesia yang terkenal adab sopannya, tentu ini tidak pantas dilakukan. Karena pemimpin itu mesti jadi contoh rakyat," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: