Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi 5% Belum Optimal

Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi 5% Belum Optimal Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Depok -

Tantangan ekonomi terbesar di Indonesia adalah  mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi stagnan diangka sekitar 5%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pertumbuhan ekonomi akan semakin memburuk jika pemerintah tidak melakukan apa-apa.

“Jika kita ingin menjadi ekonomi berpenghasilan tinggi dalam dua dekade mendatang kita perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mendekati 6%. Oleh karena itu kita perlu mengisi kesenjangan 5% hingga 6% dengan reformasi kebijakan,” kata Bambang dalam pidatonya yang dibacakan Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Bambang Priyambodo di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (12/11/2018).

Bambang mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi  tidak cukup  dibutuhkan  kebijakan fiskal dan moneter.

“Kita perlu mempercepat reformasi struktural yang mencakup investasi dalam infrastruktur, investasi sumber daya manusia, peningkatan teknologi dan reformasi pasar tenaga kerja,” ujarnya.

Ia mengungkapkan pendorong utama di balik pertumbuhan ekonomi yang stagnan adalah rendahnya produktivitas . Tingkat produktivitas Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

“Produktivitas kita tidak tumbuh tidak secepat negara–negara lainnya,” tegasnya.

Ia  mengungkapkan salah satu penyebab utama dari rendahnya produktivitas  adalah masalah transformasi struktural. Lebih dari 30% tenaga kerja bekerja di sektor pertanian. selain itu Indonesia juga mengalami kemungkinan deindustrialisasi dini.

“Meskipun pangsa industri manufaktur masih relatif tinggi tetapi dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, pangsa industri manufaktur Indonesia turun terlalu cepat,” paparnya.

Buruknya kinerja industri manufaktur ini kata Bambang memiliki dampak terhadap kinerja perdagangan internasional. Selama kurun waktu 40 tahun, ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas.“Pada tahun 1970 Malaysia dan Thailand juga bergantung pada komoditas dalam ekspor mereka. Sekarang pangsa terbesar ekspor mereka adalah elektronik,”pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: