Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSI 'Geram' Sikapi Pernyataan PKS, Ini Masalahnya

PSI 'Geram' Sikapi Pernyataan PKS, Ini Masalahnya Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyayangkan pernyataan Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Alynudin mengenai wacana penghapusan Perda bernuansa keagamaan. Bahkan PKS dianggap terlalu mudah menyerang lawan politik yang berbeda pemikiran dengan menyamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, menyebut sikap partainya yang menolak Perda Syariah dan Perda Injil bukan berarti mereka menolak nuansa keagamaan di Indonesia. Nuansa keagamaan, dianggap Antoni, seharusnya tidak tertuang dalam aturan yang mengikat.

"Saya menyesalkan argumen PKS yang dangkal dan dengan mudah menuduh PKI kepada yang mempunyai wacana lain," ujarnya di Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, aturan yang mengikat seharusnya bersifat universal. Karena itu aturan yang berlaku secara parsial bisa mengancam persatuan.

"Perda Agama tidak sesuai dengan semangat persatuan, membuat masyarakat terpecah, dan berpotensi mengancam persatuan nasional," katanya.

Mengenai argumen PKS soal agama mendapat prioritas dalam Pancasila karena diletakkan dalam sila pertama, Antoni tidak menampiknya. Hanya saja, dalam pandangannya, sila pertama yang menggunakan kata ketuhanan ketimbang sebutan identik agama tertentu menunjukkan kesadaran pendiri bangsa soal majemuknya Indonesia.

"Sila pertama Pancasila adalah bentuk pengakuan terhadap Ketuhanan, bukan dukungan terhadap agama tertentu," imbuhnya.

Ia menegaskan, partainya tidak mungkin punya pandangan yang berlawanan dengan agama. Terlebih banyak kader partai berlambang bunga merah ini adalah aktivis ormas keagamaan.

"Banyak kader PSI yang berlatar belakang santri, aktif di NU dan Muhammadiyah serta aktivis gereja," tegasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: