Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebarkan Sayap ke Kancah Global, Len Industri Garap Pasar Perkeretaapian Dunia

Lebarkan Sayap ke Kancah Global, Len Industri Garap Pasar Perkeretaapian Dunia Kredit Foto: Len Industri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Len Industri telah menggarap proyek modifikasi sistem sinyal dan interlocking di Bangladesh. Tepatnya pengerjaan sinyal di empat stasiun Jamtoil, Chatmohar, Bangbadu Setu West, dan Bangbadu Setu East. Kini Len tengah dalam proses persiapan tender untuk proyek lanjutan Jamtoil-Bangbadu, yaitu proyek jalur Dhaka-Narayanganj.

Menurut Linus Andor Mulana Sijabat, Direktur Operasi I Len Industri, langkah go global Len Industri tidak hanya berhenti di Bangladesh.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Beli Tiket KAI yang Perlu Anda Ketahui

"Kami telah menjadi pelaku utama dan satu-satunya industri sinyal perkeretaapian di Indonesia, serta telah memulai bisnis ini sejak 1980-an. Sekarang, Len Industri bersaing di kancah global dan akan memasok sistem sinyal perkeretaan, telekomunikasi, catu daya substation, dan SCADA," jelas Linus dalam siaran pers, Selasa (13/11/2018).

Di bawah Indonesia Railway Development Consortium (IRDC), Len Industri bersama PT Industri Kereta Api (Persero), PT Waskita Karya (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) siap menggarap pasar negara-negara berkembang. IRDC menawarkan layanan total solusi untuk pengembangan proyek railway mulai dari scope segi sipil, rollingstock, fasilitas operasi (railway system), operation and maintenance, begitu juga dalam financing, baik itu untuk main line maupun transportasi urban. 

"Konsorsium ini menyasar Filipina sebagai target pasar pertama kemudian akan berusaha bergerak ke Asia Selatan dan Timur Tengah. Len Industri sendiri berencana memperlebar pasar ke benua tetangga Australia, Afrika, Eropa Timur, dan beberapa negara lain. Saat ini Len Industri mencoba mengawali kerja sama dengan Wabtec Australia, UGL Rail Services, Aspex Rail, Rail Control Systems Australia (RCSA), dan JMDR untuk membuka pasar Australia," ungkap Linus.

Untuk pasar Afrika, Len Industri bersama Eximbank sebagai lembaga yang mendukung pembiayaan beserta perusahaan strategis Altpro, Rohill, dan Schnoor akan mulai menjajaki peluang pasar di Botswana, Tanzania, dan Johannesburg.

Len Industri akan menyuplai Interlocking, LED Signal, Point Machine, CTC, dan System Engineering. Sementara Altpro akan memasok Axle Counter System, Level Crossing, dan ATP. Sedangkan Rohill dan Schnoor akan berperan sebagai penyuplai teknologi komunikasi. Kerja sama Len Industri dengan perusahaan-perusahaan tersebut merupakan langkah untuk dapat melokalisasi teknologi-teknologi asing di Indonesia yang kemudian dapat diekspor ke negara-negara Afrika.

Selain itu, pada perhelatan Innotrans di Berlin September lalu, Len Industri berkomitmen dan yakin untuk mengembangkan sayapnya ke kancah global. Hal ini dibuktikan melalui MoU dengan perusahaan Hima, Teltronic, Thales, Schnoor, dan Men Mikro untuk membuka kemungkinan kerja sama seperti technology joint development dan lokalisasi produksi di Indonesia yang penandatanganannya disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

Secara keseluruhan, Len Industri akan melayani sekitar 47 negara yang tersebar di Eropa Timur, Afrika, Asia, dan Australia sebagai Total Railway System Integrator. Dengan misi besar ini, Len Industri berharap bisa berkontribusi lebih besar pada negara dan masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang elektronika dan persinyalan kereta api.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: